JAKARTA--MI: Produksi sampah di Jakarta rata-rata mencapai 6000 ton per hari dan jumlah tersebut meningkat menjadi 7500 ton per hari saat terjadi banjir.
"Banjir yang melanda Jakarta seringkali meninggalkan sampah yang tidak sedikit jumlahnya," kata Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Eko Bharuna di Jakarta, Jumat (20/11).
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Dinas Kebersihan DKI menyiagakan sebanyak 841 truk sampah dan 50 personel, katanya. Truk tersebut, lanjut Eko akan dioptimalkan untuk mengangkut sampah yang ditimbulkan akibat banjir. "Bila masih belum cukup akan meminta bantuan dari swasta, BUMN, dan BUMD," katanya.
Sampah biasanya terbawa dari pemukiman padat penduduk yang dekat dengan kawasan industri saat terjadi banjir. Sampah tersebut biasanya memenuhi saluran air dan jalan-jalan, katanya.
Sementara itu, untuk meminimalisasi volume sampah di sungai-sungai yang mengalir di Jakarta dan sekitarnya, perlu adanya kesadaran masyarakat agar tidak membuangnya ke sungai.
Masyarakat hendaknya membiasakan diri membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan atau menyiapkan sendiri di masing-masing rumah. "Pelarangan membuang sampah sudah diatur oleh UU nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah," lanjutnya.
Sayangnya, kata Eko, implementasi UU tersebut masih terkendala karena tidak adanya PP dan Perda yang mengatur penegakan hukum bagi pelanggarnya.
Dinas Kebersihan DKI juga telah menyiapkan posko antisipasi banjir yang didirikan di setiap Suku Dinas Kebersihan di lima wilayah kota Jakarta. Nantinya, setiap posko akan disiagakan 50 orang personel lengkap dengan alat angkut sampah yang bersiaga 24 jam. (Ant/OL-02)
Post Date : 20 November 2009
|