|
Mataram, Kompas - Sedikitnya 212,1 hektar tanaman padi gagal dipanen karena tertimbun lumpur bawaan banjir yang melanda dua kecamatan di Kabupaten Dompu, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Akibatnya, produksi padi Dompu tahun ini dipastikan menurun. Sawah yang tertimbun lumpur bawaan banjir itu antara lain di Desa Wawonduru, Monta Baru, dan Kandai I (Kecamatan Woja), serta Desa Kandai II (Kecamatan Dompu). Seperti wilayah Pulau Sumbawa lainnya yang berbukit, areal yang tertimbun lumpur itu merupakan lahan produktif yang umumnya relatif dekat dengan alur sungai. Desa-desa itu dilalui Sungai Raba Laju yang airnya meluap. Hasil pemantauan Tim Pemerintah Kabupaten Dompu, seperti diungkapkan Kepala Bagian Humas Islam SH, Senin (7/2), total areal tanam (padi) saat ini 31.000 ha. Dari jumlah itu, seluas 212,1 ha di antaranya dipastikan gagal panen akibat banjir yang membawa lumpur dan material kayu, Kamis lalu. Dengan rata-rata produksi 4,05 ton gabah kering panen (GKP) per hektar, jumlah sawah yang bisa dipanen seluas 30.788 ha (74.815 ton) dari perkiraan produksi GKP Dompu tahun ini 125.000 ton GKP. Jika dikurangi konsumsi masyarakat (180.000 jiwa), maka stok Dompu masih surplus 18.115 ton. Bersihkan fasilitas umum Kemarin aparat TNI/Polri, Polisi Pamong Praja, petugas Pertahanan Sipil, dan masyarakat diterjunkan ke lokasi musibah untuk membersihkan fasilitas umum, seperti rumah sakit, sekolah, dan permukiman penduduk yang tertimbun lumpur, kayu, serta puing-puing bangunan yang roboh. Kepala Seksi Kejadian Luar Biasa/Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan NTB dr Thamrin Hidjaz menyatakan, tampak ada gejala munculnya penyakit pascabanjir, seperti diare dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). "Informasi adanya gejala diare dan ISPA kami peroleh dari petugas layanan posko kesehatan keliling," ujarnya. (RUL) Post Date : 08 Februari 2005 |