Banjir dan Longsor Terjang Samarinda Lagi

Sumber:Kompas - 24 Desember 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Samarinda, Kompas - Banjir dan longsor kembali menerjang Kecamatan Samarinda Utara, Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (23/12). Tanah longsor merusak 34 rumah di Kelurahan Lempake. Sementara itu, banjir setinggi 0,5 meter mengganggu aktivitas 4.000 keluarga di Kelurahan Temindung Permai.

Lurah Lempake Ali Mansyur mengatakan, 34 rumah yang diterjang longsor berada di sembilan RT. ”Ada delapan rumah tertimbun dan hampir roboh di RT 9, 22, 42, dan 30,” katanya saat bersama warga membersihkan material longsor di RT 30.

Menurut seorang warga, Imron, hujan turun sejak Senin pukul 22.00 Wita dan reda Selasa pukul 05.00. Hal itu menyebabkan bukit dekat permukiman warga longsor pukul 01.00. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Seluruh warga berhasil menyelamatkan diri.

Hujan juga mengakibatkan Waduk Benanga dan Sungai Karangmumus meluap. Air luapan membanjiri sekitar 100 rumah di Lempake dan sawah yang hendak ditanami benih padi.

Lurah Temindung Permai Syamsul Anwar menuturkan, luapan Sungai Karangmumus juga merendam rumah yang ditinggali 4.000 keluarga di Kelurahan Temindung Permai setinggi 50 sentimeter.

Warga terpaksa bepergian dengan perahu. Jalan Jenderal Ahmad Yani, ruas utama yang menghubungkan Samarinda dengan Bontang, terendam air 30 cm.

Akhir November, Senin (24/11), banjir merendam rumah 6.000 keluarga di Temindung Permai dan baru surut hari Selasa (2/12). Saat itu ada 16.721 keluarga di 190 RT yang kebanjiran, yaitu 13.395 keluarga di delapan kelurahan di Samarinda Utara, 2.216 keluarga di dua kelurahan di Samarinda Ulu, dan 1.110 keluarga di dua kelurahan di Samarinda Ilir.

Rumah ambruk

Sementara itu, di Kota Tegal, Jawa Tengah, rumah seorang nelayan, Rasimad (55), di RT 4 RW 3, Kelurahan Muarareja, Kecamatan Tegal Barat, ambruk diterjang hujan dan angin, Senin malam. Rumah berukuran 4 x 6 meter di tepi Sungai Kemiri itu ambruk di bagian tengah hingga depan.

Rasimad dan anak ketujuhnya, Krisna Pujiyanto (8), luka tertimpa dinding dan genteng. Sampai Selasa mereka masih dirawat di RSUD Kardinah. Rasimad luka di bagian kepala dan tangan kanan.

Selasa pagi, para tetangga korban bergotong royong membersihkan reruntuhan rumah.

Daemi (53), istri korban, menuturkan, saat kejadian mereka sedang menonton televisi. Tiba-tiba terdengar bunyi gemeretak dan secara cepat bagian depan rumah ambruk. Daemi dan tiga anaknya berhasil menghindar dari reruntuhan.

Rasimad membangun rumah 1,5 tahun lalu di atas lahan milik pemkot. Uang untuk membangun rumah diperoleh dari menyisihkan pendapatan sebagai nelayan. Rasimad mengaku mendapatkan Rp 25.000 per hari dari hasil mencari ikan di sungai.

Saat ini, keluarga Rasimad menumpang di rumah anak tertua mereka, Kasan. Keluarga itu berharap bisa mendapatkan bantuan untuk memperbaiki rumah.

Kepala Kantor Informasi dan Humas Kota Tegal Chairul Huda mengatakan, pemkot menggratiskan biaya perawatan korban di rumah sakit dan memberi bantuan perbaikan rumah Rasimad. (BRO/WIE)



Post Date : 24 Desember 2008