Banjir dan Longsor Terjang Jawa Tengah dan Jawa Timur

Sumber:Koran Tempo - 02 Februari 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

PURWOKERTO -- Puluhan rumah rusak diterjang banjir dan tanah longsor di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ratusan sawah juga terendam.

Di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, tanah longsor menimpa 19 rumah di Desa Telaga, Desa Cihonje, dan Desa Paningkaban, Kecamatan Gumelar. Waluyo, yang rumahnya tertimpa tanah longsor, mengatakan bencana itu terjadi pada Minggu pukul 01.30 WIB. Hujan turun sejak Sabtu sore lalu. "Kami tidak menyangka hujan akan menyebabkan tebing longsor," kata Waluyo.

Menurut Camat Gumelar, Agus Supriyanto, berdasarkan pendataan sementara, tiga rumah hancur dan satu rusak berat. "Rumah warga Desa Telaga paling banyak yang rusak," kata dia.

Tanah longsor dan banjir juga menerjang Desa Pasirpanjang dan Desa Pengarasan, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Sabtu lalu. "Terjadi dua titik longsor dan satu desa terendam banjir," kata Koordinator Tim SAR Kabupaten Brebes Ade Dani.

Jalan alternatif jurusan Bumiayu dari arah Brebes ke Majenang, Cilacap, terputus. Tanah longsor juga melumpuhkan ruas jalan kabupaten yang menghubungkan Kecamatan Salem dan Kecamatan Bandarkawung. Sedangkan banjir bandang terjadi pada kemarin dinihari, yang merendam satu perkampungan di Desa Kebandingan. Tak ada korban jiwa maupun luka dalam bencana tersebut.

Banjir juga merendam 470 hektare sawah di Kabupaten Cilacap. Padi yang terendam baru berusia 40-50 hari. "Jika hujan tidak berhenti dalam tiga hari, petani bisa gagal panen," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Cilacap Gunawan kemarin.

Tanah longsor juga terjadi di Surakarta. Talud Kali Pepe longsor di dua titik pada Sabtu malam lalu. Akibatnya, puluhan rumah rusak. "Kejadiannya sekitar pukul 22.00 WIB," Kata Dewi Suliati, seorang warga.

Banjir bandang juga menerjang 13 desa di lima kecamatan di Kabupaten Madiun dan Kota Madiun, Jawa Timur, Sabtu lalu. Sembilan desa di antaranya berada di Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun. Akibatnya, ratusan rumah terendam. Ketinggian air mencapai lutut orang dewasa.

Banjir terjadi akibat Sungai Madiun tak mampu menampung derasnya air hujan yang mengguyur selama enam jam lebih. Sebuah tanggul di Dusun Kedung Pelem, Desa Kedungjati, Kecamatan Balerejo, jebol. Banjir terparah terjadi di Desa Kedungjati, yang merendam sekitar 250 rumah. Puskesmas dan poliklinik desa tak bisa memberikan layanan karena seluruh ruangan terendam. Obat-obatan dan arsip ikut hanyut. "Dinas kesehatan tengah mengusahakan tambahan obat-obatan," kata Parianti, bidan Desa Kedungjati.

Sekitar 250 hektare tanaman padi siap panen di Kecamatan Balerejo juga terendam. Petani merugi dan gagal panen. Sebagian petani memanen padi mereka lebih dini. Banjir yang hampir terjadi setiap tahun ini disebabkan oleh gundulnya sejumlah hutan di lereng Gunung Wilis. "Upaya penghijauan harus segera dituntaskan," kata Bupati Madiun Muhtarom.

Adapun banjir bandang yang menerjang wilayah Kabupaten Ngawi hingga kemarin belum surut. Banjir disebabkan oleh luapan Sungai Bengawan Solo dan Madiun yang tak mampu menampung air hujan. Sebanyak 228 rumah yang tersebar di 10 desa di lima kecamatan terendam . Banjir juga menghancurkan 216 hektare area pertanian di lima kecamatan. ARIS ANDRIANTO | EDI FAISOL | AHMAD RAFIQ | EKO WIDIANTO



Post Date : 02 Februari 2009