|
[CILACAP] Banjir yang melanda Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) merendam 1.950 rumah. Rumah warga yang terendam banjir hingga Kamis (8/11) itu berada di Kecamatan Nusawungu, Kawunganten, Kroya, dan Binangun, Kabupaten Cilacap. Sementara itu, Kamis dini hari sekitar pukul 01.30 WIB terjadi tanah longsor di Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen yang mengakibatkan 155 rumah hancur. Rumah tersebut tersebar di sejumlah desa di Kecamatan Ayah, yakni Desa Kalipoh (30 rumah), Banjarharjo (37 rumah), Srati (8 rumah), Argopeni (30 rumah), dan Karangduwur (40 rumah). Longsoran rumah itu terjadi di daerah perbukitan dan menimpa rumah yang ada di bawahnya. Seperti diketahui, di Kebumen terdapat 39 desa yang rawan longsor. "Tak ada korban jiwa dalam bencana ini, sebagian korban longsor ada yang mengungsi," kata Wakil Bupati Kebumen, Nasihudin kepada SP Kamis pagi. Diungkapkan, Kamis pagi ini beberapa alat berat sudah dikirimkan ke lokasi longsor untuk menyingkirkan tanah longsor yang menutup badan jalan. Daerah yang tak terjangkau alat berat, warga desa bergotongroyong membersihkan jalan dengan cangkul dan sekop. Mulai Mengungsi Sementara itu, menurut Bupati Nasihudin, para korban banjir di Kecamatan Nusawungu dan Kawunganten, Cilacap sebagian mulai mengungsi ke rumah saudara merek. Hujan gerimis yang masih turun dan hujan deras di bagian hulu, membuat beberapa anak sungai Citanduy mulai meluap. "Bila hujan turun lagi, dipastikan Citanduy meluap dan akan menimbulkan banjir yang lebih besar lagi seperti tahun-tahun sebelumnya," ujar Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Cilacap, Soemaryo yang tengah mempersiapkan bantuan bahan pangan dan tenda serta logistik lainnya. Camat Nusawungu, Jarot Prasojo dan Camat Kawunganten, Yuni Kustowo yang daerahnya paling parah menderita banjir, sudah mengajukan permohonan bantuan ke bupati agar segera didrop bantuan pangan dan tenda. Dapur umum juga sudah mulai didirikan untuk melayani kebutuhan pangan para pengungsi. Keluarga korban banjir berharap, bantuan pangan segera dikirim karena mereka tak bisa bekerja akibat banjir tersebut. [WMO/W-8] Post Date : 08 November 2007 |