Banjir dan Longsor Landa Jawa Tengah

Sumber:Koran Sindo - 09 Oktober 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

BANYUMAS(SINDO) – Di masa peralihan musim sejumlah wilayah di Jawa Tengah langsung dilanda bencana longsor, banjir, dan angin kencang. Akibat kejadian ini puluhan rumah rusak dan kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Dalam dua hari terakhir hujan mulai turun hampir merata di wilayah Jawa Tengah.

Di Banyumas hujan deras sejak Selasa sore hingga malam membuat satu rumah di Desa Pekuncen,RT 6/II,Kecamatan Pekuncen, Banyumas, rusak berat akibat tertimpa longsoran tebing. Longsor terjadi pukul 03.30 WIB kemarin. Rumah berukuran 7x9 itu milik Tasroh,40.Kerugian diperkirakan mencapai Rp50 juta.Rumah Tasroh hampir rata dengan tanah.Beruntung dia bersama keluarganya selamat dari maut.”Saat kami tertidur pulas, kami terbangun karena ada suara bergemuruh.

Ternyata tebing setinggi 8 meter di belakang rumah longsor dan menguruk rumah kami.Untuk sementara, saya menumpang ke rumah orangtua,”katanya kemarin. Meski hanya satu rumah,sejumlah rumah lainnya juga terancam.Pasalnya, di Desa Pekuncen banyak rumah yang letaknya tepat di bawah tebing. Di daerah tersebut juga tercatat sebagai daerah rawan longsor.

Kalau hujan deras kembali turun tidak mustahil bencana longsor akan terjadi.Tak heran warga mengaku khawatir kalau ada longsor susulan. BerdasarkandataSatuanPelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Banyumas,ada 12 kecamatan di kabupaten setempat yang rawan longsor. Yakni Kecamatan Pekuncen, Ajibarang, Gumelar, Somagede, Tambak, Sumpiuh, Baturraden, Cilongok, Sumbang, Kedungbanteng, Lumbir, dan Wangon.

Sementara puluhan rumah di Kecamatan Maos, dan Adipala, Cilacap,kemarin juga terendam banjir. Di Desa Karangreja, Kecamatan Maos, 22 rumah terendam, sedangkan di Desa Kalikudi, Kecamatan Adipala, sekitar 10 unit rumah turut terendam. Camat Maos Agus Utomo mengatakan, banjir yang terjadi di wilayahnya dikarenakan hujan lebat yang mengguyur sejak Selasa (7/10) malam hingga pagi hari. Air menggenangi rumah warga dengan ketinggian sekitar 50 cm dan sempat membuat warga setempat panik.

Angin Kencang

Sore kemarin hujan deras disertai angin kencang juga melanda Semarang dan Kudus. Di Semarang puluhan pohon dan baliho tumbang. Angin kencang juga mengakibatkan puluhan bangunan rumah dan atap sebuah resto di kawasan Gombel hancur.

Air hujan juga menggenangi sejumlah jalan protokol. Akibatnya kemacetan lalulintas tak terhindarkan. Hujan deras mengguyur Kota Semarang mulai pukul 14.00 WIB hingga petang hari. Dari pantauan SINDO,baliho besar di Pertigaan Kaliwiru dan Perempatan Jatingaleh roboh. Meski diketahui tidak ada korban, ambruknya baliho membuat arus kendaraan di jalur itu tersendat.

Banyaknya pohon roboh juga terjadi di kawasan Jalan Teuku Umar, Jatingaleh, hingga kawasan Gombel.Akibat kejadian ini wilayah Semarang bagian atas mengalami kelumpuhan lalulintas. Atap sejumlah rumah di kawasan Gombel Lama dan di Panorama Garden Resto yang berada di Gombel berhamburan. Belum diketahui kerugian materiil akibat terpaan angin kencang disertai hujan tersebut. ”Kejadiannya sekitar pukul 14.30 WIB, tiba-tiba angin kencang datang dan hujannya deras sekali.

Atap-atapnya (Panorama Garden Resto) langsung terangkat dan terbang semua,” ujar Hartono, 55, salah seorang saksi mata. Hujan deras membuat sejumlah ruas jalan juga tergenang air dengan ketinggian bervariasi antara 30–50 cm.Di antaranya terjadi di Jalan Pemuda, Jalan Brigjen Sudiarto (Majapahit),Imam Bonjol,Seputar Simpang Lima, dan Bubakan. Akibat angin kencang sebagian tembok tempat wisata Graha Candi Golf roboh.

Di Kudus, hujan deras mengakibatkan atap salah satu ruangan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Kudus jebol.Akibatnya pasien yang menempati Ruang H Cempaka lantai III RSUD basah kuyup karena air hujan dalam jumlah banyak tiba-tiba mengalir dari atap dan membasahi lantai ruangan. Menurut salah satu pasien yang menempati ruangan yang atapnya jebol, Sanitiyoso, atap jebol bersamaan dengan hujan deras sore hari sekitar pukul 16.00 WIB.

”Meski dalam kondisi basah kuyup, saya tetap di atas ranjang menunggu pertolongan petugas karena mengalami stroke,” keluhnya. Saat kejadian, katanya,sejumlah petugas rumah sakit tidak mengetahuinya, sehingga dirinya sempat kedinginan selama beberapa menit.

Siaga Bencana

Hujan lebat yang menyebabkan pohon-pohon bertumbangan sore kemarin membuat Pemkot Semarang menyatakan siaga bencana. Mengingat ancaman bencana, seperti banjir dan tanah longsor suatu saat bisa melanda Kota Semarang.

Kepala Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Kota Semarang Sri Martini menyatakan, pihaknya kini tengah siaga penuh menghadapi masuknya musim penghujan yang berpotensi menimbulkan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.”Semuanya sudah kita siapkan. Hingga persoalan bantuan logistik juga telah kita siapkan.

Kalau pun masih kurang, akan kita koordinasikan ke Bagian Sosial,”ujarnya. Sebagai antisipasi tempat pengungsian,pihak Kesbanglinmas telah menyiapkan lokasi di beberapa lahan milik pemkot yang tersebar di wilayah Semarang.”Untuk pemenuhan dapur umum serta bantuan lainnya kita telah siapkan,” ungkapnya. Berdasarkan laporan dari tim Posko Satkorlak PBA, hujan lebat kemarin sore menyebabkan beberapa pohon bertumbangan. Sebuah tower komunikasi milik pemkot juga roboh dan mengenai Kantor Kecamatan Pedurungan.

Siaga satu juga dilakukan Pemkab Cilacap.Hal ini didasari karena wilayah ini merupakan daerah yang selalu menjadi langganan berbagai bencana, seperti banjir, puting beliung, tanah longsor, dan gelombang tinggi. Kepala Badan Kesatuan Kebangsaan dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Kabupaten Cilacap Yayan Rusyawan Effendi mengatakan, saat ini wilayah Cilacap terancam berbagai bencana alam.

Pihaknya menyatakan, sampai sekarang telah dipersiapkan sejumlah langkah dan upaya serta perlengkapan untuk menghadapi ancaman bencana. Prakirawan Stasiun Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Cilacap Mas Pujiono mengatakan, selama 10 hari ke depan wilayah Cilacap diperkirakan akan terus diguyur hujan.

Hal ini disebabkan beberapa hari terakhir di wilayah utara (Cilacap Barat) hujan sudah turun dengan intensitas 50 milimeter per dasarian.” Wilayah Cilacap sudah memasuki musim penghujan, ini ditandai dengan intensitas hujan yang mencapai 50 milimeter per dasarian, dan kemungkinan akan diikuti pada dasarian selanjutnya,” kata Mas Pujiono.

Selain itu, adanya hujan awalan musim penghujan ini biasanya diikuti dengan adanya angin kencang disertai petir yang bersifat lokal, akibat adanya angin comulinimnbus.” Jadi,masyarakat kami minta waspada terhadap serangkaian bencana, selain banjir juga harus waspada terhadap angin puting beliung,” tandas Pujiono. (nugroho p/ arif purniawan/ ridwan anshori/susilo himawan/hendrati hapsari/ alkomari/mg01/ant)



Post Date : 09 Oktober 2008