|
Palu, Kompas - Setelah Kabupaten Banggai dan Tojo Una- Una diterjang banjir pekan lalu, awal pekan ini giliran Kecamatan Palolo di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, dilanda banjir dan longsor. Luapan air sungai yang berlumpur sejak Senin (21/7) malam hingga Selasa dini hari bahkan telah merenggut nyawa seorang warga. Daud Yunus, warga Desa Berdikari, mengatakan, kemarin, Senin petang lalu, seusai berkebun, dia bersama istrinya, Harsini (23), dan anaknya, Rian (1,5), berjalan pulang. ”Saat jalan di pinggir sungai, air sungai yang bercampur lumpur tiba-tiba meluap dan menyeret istri saya. Saya berusaha menolong dengan terlebih dahulu mengamankan Rian di sekitar itu. Tapi, ternyata saat saya akan menarik Harsini, dia sudah terseret arus cukup jauh dan tidak bisa diselamatkan,” katanya. Daud lebih lanjut menambahkan, Harsini ditemukan warga dan tim pencari korban Senin tengah malam dalam kondisi sudah tidak bernyawa. Bencana kali ini juga menyebabkan sebagian warga Dusun Kawere-Were, Desa Rejeki, dan warga Desa Berdikari terisolasi hingga kemarin sore. Mereka tidak bisa keluar akibat jalan tertutup tanah longsor. Sawitra (40), warga Dusun Kawere-Were, yang berhasil menembus Desa Berdikari, mengatakan, saat dia meninggalkan dusunnya Selasa sore masih terdengar suara gemuruh dari tebing-tebing di sekitar rumahnya. ”Tanah masih terus berjatuhan. Karena itu, warga masih takut beraktivitas, terutama di sekitar tebing. Mereka khawatir ada longsor susulan,” katanya. ”Kami tidak tahu ada berapa warga yang masih bertahan di dusun (Kawere-Were). Beberapa orang sudah mencoba menembus Desa Berdikari untuk mencari lokasi pengungsian yang dianggap aman,” kata Sawitra. Kemarin tanah longsoran yang menutupi ruas jalan dan mengisolasi kedua dua wilayah itu sudah mulai dialihkan. Diharapkan warga yang tempat tinggalnya terancam longsor bisa segera diungsikan. (Ren) Post Date : 23 Juli 2008 |