AKIBAT luapan danau terbesar di Sumatra Utara itu, pengendara dari Kabupaten Dairi ke Tanah Karo atau sebaliknya, melalui Silalahi-Paropo-Merek, dialihkan.
"Untuk sementara, kami alihkan melalui Sumbul terus ke Merek, melalui Lae Pondom. Untuk mengangkut dari Paropo ke Silalahi, disediakan kapal boat," jelas Kepala Dinas Perhubungan Dairi R Simbolon yang dihubungi Media Indonesia dari Medan, kemarin.
Camat Silahisabungan Parasian Sihaloho menyebutkan penyebab banjir di kawasan itu adalah curah hujan yang sangat tinggi terutama sejak Sabtu (21/11) yang berlanjut sampai Minggu (22/11) sore.
Bersamaan itu, longsor berupa batu sebesar mobil juga jatuh dari perbukitan hutan lindung Lae Pondom yang berada di atas perkampungan Silalahi III. Air bercampur batu dan lumpur itu menerjang permukiman yang ada sebelah bawah.
Terjangan material batu bercampur lumpur itu mengakibatkan seorang ibu dan anaknya, yakni Rosmauli Sidebang, 55, dan Riduan Simandalahi, 15, tewas.
Bencana tersebut mengakibatkan puluhan rumah mengalami rusak ringan, dua rusak parah, dan dua lainnya rusak total.
Banjir dan longsor juga meluluhlantakkan puluhan hektare lahan pertanian bawang. Menurut Junipar Silalahi, warga setempat, kerugian petani mencapai ratusan juta. "Kami sangat mengharapkan uluran tangan pemerintah. Jangan hanya yang rumahnya rusak saja yang dibantu, tapi juga kami petani bawang." Menurut R Simbolon, Kadis Perhubung an, saat ini air masih menggenangi jalan dan permukiman. Ia berharap dalam be berapa hari ke depan bisa surut sehingga i transportasi bisa normal.
Benteng jebol i Dari Kabupaten Bandung dilaporkan, genangan air setinggi 1 cm hingga 40 cm - akibat meluapnya Sungai Citarum masih mengepung sekitar 450 rumah warga Kampung Cieunteung, Desa Baleendah, Kecamatan Baleendah, kemarin. Luapan sungai terpanjang di Jawa Barat i (Jabar) itu juga mengakibatkan ratusan warga terkepung lumpur setinggi 35 cm. Lumpur bercampur sampah itu juga memutuskan Jl Mekarwangi, Ciuentung, yang menghubungkan antara Kecamatan Baleendah dan Bojongsoang.
Tidak ada korban jiwa atau luka dalam peristiwa banjir itu. Namun, kerugian material diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Itu disebabkan areal tanaman padi dan perkebunan juga ikut terendam.
Maman, 34, warga Ciuentung, menyebutkan banjir paling parah terjadi di RT 1 dan 2. Ketinggian air di lokasi itu masih mencapai 40 cm. `'Menjelang malam ketinggian air meninggi bersamaan dengan meluapnya Sungai Citarum,'' ujarnya.
Derasnya air menyebabkan benteng permanen di sekitar Sungai Citarum sepanjang 410 meter dengan tinggi 1,2 meter, sebagian di antaranya jebol. `'Benteng permanen yang baru selesa dibangun beberapa pekan lalu itu, tidak kuat menahan air luapan Sungai Citarum,'' tutur Maman.
Untuk mengantisipasi terjadinya banjir susulan sebagian wilayah Kabupaten Bandung, sebanyak 1.750 warga diungsikan ke sejumlah tempat aman, seperti sarana umum, kantor sekretariat salah satu partai politik, Gedung Juang, dan desa tetangga. Mereka sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Sejumlah wilayah di Kabupaten Indramayu, Jabar, juga terancam banjir. Penyebabnya sejumlah tanggul mengalami kerusakan serta sedimentasi sungai dan penyempitan arus sungai.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, sebanyak 30 titik tanggul mengalami kerusakan dan berpotensi menjadi ancaman banjir di musim penghujan. Sebanyak 18 titik ada di sepanjang aliran Sungai Cimanuk, 6 titik di sepanjang aliran Sungai Cipanas dan 6 titik lainnya berada di aliran Sungai Cipanas I.
Debit air permukaan Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengalami kenaikan signifikan dalam sepekan terakhir. Itu terjadi setelah meluapnya sejumlah anak sungai akibat hujan lebat yang mengakibatkan banjir bandang dalam beberapa hari lalu. (AX/EM/UL/TS/YK/N-1)
Post Date : 24 November 2009
|