Banjir dan Longsor Cenderung Meluas

Sumber:Kompas - 06 Januari 2006
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Jakarta, Kompas - Ancaman bencana banjir dan tanah longsor di Pulau Jawa cenderung semakin meluas dan nyata. Akibat intensitas hujan yang tinggi beberapa hari terakhir, permukaan air beberapa sungai naik signifikan, bahkan beberapa di antaranya meluap hingga merendam permukiman dan sawah.

Di Kendal, Jawa Tengah, Kamis (5/1), sedikitnya 270 rumah dan 130 hektar sawah di Kecamatan Kaliwungu, Brangsong, dan Ngampel, terendam antara selutut orang dewasa hingga satu meter akibat luapan Sungai Blorong dan Sungai Waridin. Ratusan hektar sawah di Kota dan Kabupaten Tegal juga terendam air.

Di Jawa Timur permukaan air di beberapa sungai besar juga meningkat signifikan. Itu terlihat di Kali Porong di Surabaya dan Kali Surabaya.

Di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, sejumlah keluarga di Desa Gunung Condong, Kecamatan Bruno, yang rumahnya mulai retak-retak dan wilayahnya rawan longsor telah mengungsi. Lahan di sekitar desa itu memang sudah masuk dalam zona merah yang sangat rawan longsor.

Dikunjungi Presiden

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemarin menginstruksikan kepada para gubernur, bupati, dan wali kota untuk segera mengambil langkah-langkah antisipasi kemungkinan terjadinya bencana. Ramalan Badan Meteorologi dan Geofisika, dari bulan Desember 2005 hingga Februari 2006 curah hujan akan sangat tinggi. Bencana seperti banjir dan tanah longsor bisa saja terjadi, kata Presiden di Kantor Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember. Selain didampingi istri, Ny Ani Yudhoyono, kunjungan Presiden juga diikuti Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Negara BUMN, Menteri Kesehatan, juga Sekretaris Kabinet.

Bupati Jember MZA Djalal dalam laporannya mengemukakan, banjir bandang yang melanda 11 kecamatan di Jember itu menimbulkan kerugian sekitar Rp 60 miliar. Daerah paling parah adalah Kecamatan Panti dengan korban jiwa 77 orang, sedangkan di Kecamatan Balung lebih dari 1.000 hektar sawah terendam air bercampur lumpur.

Penduduk yang sudah dievakuasi mencapai 7.605 orang di 10 titik. Bantuan yang sudah kami terima dan salurkan berupa uang tunai Rp 835 juta, bahan makanan, pakaian, serta sarana perlengkapan, ujar Djalal.

Menurut pemantauan Kompas, penyaluran bantuan di Jember tidak merata. Beberapa posko pengungsian yang dekat dengan posko pengungsian utama mendapatkan bantuan berlimpah, sedangkan posko yang terletak jauh ada yang sama sekali belum mendapatkan bantuan. Kami belum mendapatkan bantuan sama sekali, kata Kepala Dusun Curah Dani, Abdurrahman, yang dusunnya terletak sekitar satu kilometer dari posko utama.

Korban di Banjarnegara

Sampai kemarin tim penyelamat di Banjarnegara, Jawa Tengah, baru menemukan 37 korban tewas, sementara 115 korban lainnya belum ditemukan. Bencana longsor itu mengubur 102 rumah, satu masjid, dan satu gedung taman kanak-kanak.

Lokasi bencana longsor di Dusun Gunungraja, Desa Sijeruk, Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara, ini kemarin dikunjungi Ketua DPR Agung Laksono dan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie, Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, dan Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Saifullah Yusuf.

Bupati Banjarnegara M Djasri melaporkan, bencana tanah longsor itu terjadi akibat penggundulan hutan dan pemanfaatan lahan Perhutani untuk tanaman pisang dan tumpang sari.

Menko Kesra memberikan bantuan Rp 500 juta untuk membangun 120 rumah. Pemerintah juga berharap warga mau direlokasi ke daerah yang lebih aman.

Kemarin, proses evakuasi jenazah korban menjadi tontonan ribuan orang yang datang dari berbagai daerah. Kedatangan ribuan orang itu menimbulkan kesemrawutan dan kemacetan di ruas jalan Desa Sijeruk-Banjarmangu lebih kurang sepanjang 10 kilometer. Ketiga menteri itu kemarin harus menggunakan ojek untuk mencapai Gunungraja karena iring-iringan kendaraan tidak dapat menembus kepadatan arus kendaraan.

Menko Kesra mengemukakan, pemerintah akan memetakan secara rinci daerah rawan bencana, terutama di Jawa. Menteri Kehutanan MS Kaban mengatakan, agar bencana tidak terulang, perlu dilakukan rekonstruksi ulang terhadap pemanfaatan lahan di lereng perbukitan.

Sekitar 50 sukarelawan dari DI Yogyakarta kemarin diberangkatkan ke lokasi longsor. Mereka akan membuka dapur umum, pos darurat medis, dan mengevakuasi korban longsor. Bantuan juga berdatangan dari beberapa negara sahabat, antara lain dari Jepang, Amerika Serikat, Australia, dan Perancis. (TIM KOMPAS)

Post Date : 06 Januari 2006