|
detikcom - Jakarta, Warga Mojokerto, Jawa Timur hingga kini masih resah, karena cuaca masih diliputi mendung dan gerimis. Warga ditujuh kecamatan terlihat mengemas-ngemas barang untuk antisipasi bila banjir semakin meninggi. Pada pukul 07.00 WIB, dibeberapa wilayah memeng airnya menyurut, tapi dibagian lain masih tetap digenangi. Sejumlah warga di Perumahan Gatul Mojokerto terlihat mengemas-ngemas barang berharga dan membawanya ke atap rumah, karena di kawasan ini ketinggian air sudah mencapai satu meter. Begitu juga di Perumahan Soko Permai, situasi warga terlihat serupa dan ketinggian air mencapai satu meter. Semua lembaga pendidikan di tujuh kecamatan di Mojokerto diliburkan, termasuk sejumlah perusahaan. Misalnya, di Jl. Pahlawan ada dua pabrik yang diliburkan karyawannya. Ketujuh kecamatan yang terendam air itu diantaranya Trowulan, Soko, Brangkal, Turi, Mojosari, Mojo agung, Gondang. Kepala Dinas Infokom Pemprov Jatim Suprawoto yang dihubungi detikcom, Rabu (4/2/2004) menjelaskan, upaya yang dilakukan Perum Jasa Titra untuk menanggulangi banjir ini, sejak semalam telah membuka pintu air Lengkong, Mojokerto. Pintu air dibuka untuk membuang air dari Sungai Berangkal ke Sungai Porong, Sidoarjo. "Ini salah satu cara untuk mengurangi debit air di Mojokerto, diharap[kan hari ini air bnisa berangsur-angsur surut jika tidak terjadi hujan," kata Suprawoto yang saat dihubungi sedang bersama rombongan Gubernur Jatim meninjau lokasi banjir di Trenggalek. Penyebab banjir di Mojokerto, menurutnya, diakibatkan meluapnya sungai Berangkal dan gundulnya hutan di kawasan Pegunungan Pacet, Mojokerto. Dilaporkan juga di Kota Batu, tadi malam juga sempat mengalami banjir lumpur dan longsor di Kecamatan Bumiaji di Dusun Junggo dan Dusun Sumber Berantas di Desa Tulungrejo. Kawasan Wisata Air Panas itu sempat terisolasi, karena jalan tertutup lumpur.Banjir lumpur juga sempat menghanyutkan satu kendaraan, namun belum diketahui apa kendaraan itu ada isinya atau tidak. Dari wilayah Pacet menuju menuju Bumiaji terdapat tiga jembatan yang hancur. (zal) Reporter : Budi Sugiharto Post Date : 04 Februari 2004 |