|
BANDUNG, (PR).- Hujan deras yang membasahi sebagian wilayah Kota Bandung sejak Senin (10/3) pukul 14.30 - 19.00 WIB menyebabkan banjir cileuncang di sejumlah ruas jalan. Berdasarkan pantauan "PR", ketidakmampuan saluran air, seperti gorong-gorong, untuk menampung aliran air ketika hujan, menjadi penyebab genangan air di antaranya di ruas Jln. Moh. Ramdan, Jln. Kota Baru Raya, perempatan Jln. Buahbatu, Jln. Martanegara, dan Jln. Leuwipanjang. Perempatan Tegallega yang menjadi persimpangan kendaraan angkutan kota juga menjadi langganan banjir cileuncang. "Ya kalau hujan deras seperti ini sering terjadi genangan. Kadang juga masuk ke dalam angkot, ya jadinya kotor," ujar Rini (22), penumpang angkot Cijerah-Ciwastra. Banjir cileuncang di Jalan Martanegara terjadi di sekitar parit sepanjang jalan. Kapasitas parit tidak mampu menyalurkan air sehingga meluber dan menggenangi pinggiran jalan. Di perempatan Jln. Buahbatu, genangan air setinggi mata kaki orang dewasa memenuhi sebagian badan jalan. Genangan tersebut kali ini cukup parah, "Biasanya tidak pernah setinggi itu, meskipun tiap hujan memang pasti ada banjir (cileuncang)," ujar Irfi (14), siswi SMPN 13 Bandung. Karena ketinggian air yang tidak seberapa, para pengguna jalan tak segan-segan menerjang genangan tersebut. Meski demikian, para pengemudi cenderung mengarahkan kendaraan ke bagian tengah jalan yang genangan airnya tidak setinggi di sisi jalan. Akibatnya, kendaraan terlihat merayap di sepanjang Jln. Buahbatu, Jln. Sunda, Jln. Tamblong, dan Jln. Sudirman. Sudah diperbaiki Penyebab banjir diperkirakan karena kapasitas parit dengan lebar sekitar 1 meter dan kedalaman 60 cm tidak mampu menampung debit air yang besar. Padahal, air mengalir cukup baik di parit tersebut, dan Pemkot Bandung sudah memperbaiki gorong-gorong di sekitarnya, beberapa waktu lalu. Cileuncang di ruas Jln. Moh. Ramdan mencapai panjang 15 meter dengan ketinggian 30 cm. Hal itu mengakibatkan kendaraan yang melaju di jalan tersebut memilih untuk menghindari genangan sehingga kendaraan yang melewati sisi sebelah kiri harus rela berbagi jalan dengan kendaraan lain yang melewati jalur sebelah kanan. Kondisi serupa juga terjadi di Jln. Kota Baru Raya yang merupakan salah satu cabang Jln. Moh. Ramdan. Jalan sepanjang kira-kira 100 meter tersebut berlubang cukup dalam dan lebar. Parahnya kondisi jalan, membuat banyak pengendara kesulitan saat melaluinya. Ketika hujan kemarin, lubang-lubang besar itu digenangi air hujan sehingga mengaburkan penglihatan pengguna jalan. Akibatnya, pengendara sepeda motor harus waspada saat mengemudikan kendaraannya. Menurut Salia DA (60), sekitar lima bulan lalu jalan tersebut diperbaiki Pemkot Bandung. "Tapi hanya ditimbun dengan batu dan tanah saja lalu diratakan dengan stoomwals. Bukan di hot mix. Jadi dua bulan setelah itu, ya rusak lagi," ujarnya. Sisa-sisa sampah Sementara itu, jalan di depan Pasar Leuwipanjang semakin kotor dan menyebarkan bau, karena genangan air membawa serta sisa-sisa sampah pasar yang membusuk. "Tiap hujan memang begini. Hujan tidak terlalu deras juga bisa bikin banjir," kata Heni (19), warga sekitar pasar Leuwipanjang. Perbedaan ketinggian jalan juga membuat jalan di depan Pasar Leuwipanjang lebih sering mengalami banjir cileuncang, dibandingkan dengan jalan di seberangnya. Adanya parit besar dengan kedalaman sekitar 1 meter dengan lebar 2 meter, ternyata tak mampu menyurutkan genangan air, karena antara ruas jalan dengan parit tidak ada jalur masuk, sehingga seluruh air akan tertumpah ke got sepanjang jalan. Namun, bertumpuknya sampah-sampah, terutama sampah plastik, membuat aliran air dalam got terhambat dan mampet sehingga air meluber ke luar. (CA-186/CA-176)
Post Date : 11 Maret 2008 |