Banjir Cilacap Meluas

Sumber:Suara Pembaruan - 28 November 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

[CILACAP] Banjir yang melanda Cilacap, Jawa Tengah sejak Kamis sampai Jumat (28/11) pagi terus meluas. Hal itu terjadi karena Sungai Cibereum dan Cikaronjo di Desa Tarisi, Kecamatan Wanareja terus meluap akibat hujan deras Kamis malam.

Kepala Desa Tarisi, Kecamatan Wanareja, Tohiman melaporkan kepada Bupati Cilacap Probo Yulastoro, melalui telpon selulernya, genangan air di Desa Tarisi, sudah mencapai satu meter lebih, akibat luapan Sungai Cikaronjo.

"Sampai Jumat pagi ini belum surut dan ratusan warga terpaksa mengungsi, terutama warga di sepanjang tepi Sungai Cikanronjo," kata Tohirman kepada SP.

Menurut Tohirman, ada empat dusun yang kondisinya sangat parah, yaitu Dusun Cikaronjo, Rangkasan, Sidadadi, dan Meluwung. Selain menggenangi 478 rumah, pendudukya juga harus mengungsi. Sementara, tempat pengungsian di desa itu tidak ada karena hampir semua tergenang. Para pengungi mengharapkan, pemerintah kabupaten (pemkab) segera mengirimkan tenda untuk pengungsi dan membuka dapur umum, karena mereka tak bisa bekerja sejak Kamis lalu.

Dilaporkan, sedikitnya 455 hektare (ha) sawah yang tanaman padinya masih muda juga terendam banjir, dengan ketinggian antara 75 sentimeter (cm) dan 85 cm.

Banjir Cikaronjo ini juga menggenangi seluruh jalan desa sepanjang empat kilometer (km) di Dusun Rangkasan. Jalan penghubung di Dusun Sidodadi sepanjang 500 meter juga tertutup total, karena ketinggian air masih bertahan. Akibatnya, perekonomian di daerah tersebut lumpuh total.

Penyebab banjir, akibat pendangkalan Sungai Cikaronjo. Sungai selebar 12 meter ini, merupakan satu-satunya saluran pembunagan air ke muara Rawa Pondok Keras, kemudian ke Segara Anakan, Samudra Hindia. Dengan pendangkalan di Sungai Cikaonjo dan Rawa Pondok Keras, air meluber ke seluruh desa di sekitar rawa tersebut.

Padahal, dalam kodisi normal aliran air dari wilayah pegunungan dan perbukitan sekitar Desa Tarisi tertampung di Sungai Cikaronjo dan Rawa Pondok Keras. Selanjutnya, air mengalir menuju ke Segara Anakan, dan Samudra Hindia. [WMO/M-11]



Post Date : 28 November 2008