Banjir Cilacap Meluas

Sumber:Suara Pembaruan - 21 Januari 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

[CILACAP] Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Ci-lacap bagian barat, Jawa Tengah (Jateng), terus meluas, menyusul meluapnya tiga sungai di Kecamatan Sidareja, yaitu sungai Cibogo, Kedungwringin, dan Cikalong. Banjir yang ketinggiannya mencapai satu meter itu menggenangi terminal bus Sidareja dan halaman stasiun kereta api setempat.

Sampai Kamis (21/1) pagi, banjir masih menggenangi ribuan rumah di beberapa desa di Kecamatan Sidareja. Genangan tertinggi mencapai satu meter lebih, menggenangi Desa Sidamulya, Cikalong, dan Gunungreja. Warga di ketiga desa tersebut, terjebak banjir di dalam rumah masing-masing, sehingga harus dievakuasi dengan perahu oleh petugas badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, sampai Rabu malam.

Pelaksana Tugas Bupati Cilacap Tato Pamuji ketika dikonfirmasi Kamis pagi menjelaskan, sudah meninjau daerah banjir tersebut dengan naik perahu keliling ke desa-desa, bersama Kepala BPBD Kabupaten Cilacap Dangir Mulyadi. Banjir juga menggenangi pasar dan terminal Kecamatan Majenang, serta beberapa ruas jalan di Sidareja, Majenang, dan beberapa daerah lain di Cilacap.

"Banjir ini merupakan akumulasi dari hujan yang turun di bagian hulu tiga sungai yang melintas di Sidareja, yakni Cibogo, Kedungringin, yang bermuara di Sungai Cibereum, dan berakhir di Segara Anakan. Namun, air tak bisa masuk ke Segara Anakan, sehingga airnya meluap," katanya.

Para korban banjir yang masih berada di pengungsian ataupun yang masih berta- han di rumah, mendapat bantuan pangan dari Pemkab, mengingat selama banjir berlangsung mereka tidak bisa bekerja.

Sampai Kamis pagi, tinggi genangan air di dalam rumah masih cukup tinggi mencapai 75 sentimeter (cm), sehingga warga harus mengamankan barang-barang dan perabot rumah tangganya.

Sebagian wilayah Kota Semarang yang kerap menjadi langganan banjir saat musim hujan dan gelombang pasang air laut (rob), mulai mewaspadai bahaya banjir.

Kecamatan yang rawan banjir di Semarang, yakni Gayamsari, Genuk, Ngaliyan, Pedurungan, Semarang Barat, Semarang Tengah, Semarang Timur, Semarang Utara, dan Tugu.

Di Kecamatan Semarang Barat, wilayah yang rawan banjir, yakni Kelurahan Krobokan, Karangayu, Cabean, Tawangsari, dan Tawangmas. Ada pula wilayah yang rawan longsor, yakni Kelurahan Ngemplak Simongan, Kembang Arum, Manyaran, Bongsari, dan Gisikdrono.

Total wilayah yang rawan banjir, yakni 68 kelurahan di 13 kecamatan. Jumlah itu meningkat dari sebelumnya, 44 kelurahan di 9 kecamatan. Meluasnya daerah genangan tersebut disebabkan kerusakan di daerah hulu dan penyempitan sungai.

Camat Semarang Barat, Kukuh Sudarmanto menga- takan, untuk mengantisipasi dan mewaspadai banjir, pihaknya mendirikan posko di seluruh kelurahan hingga tingkat kecamatan, sehingga total ada 16 posko di setiap kelurahan dan ditambah satu posko di kecamatan.

"Seluruh logistik yang diperlukan seperti mi instan, beras, kecap, dan minyak goreng telah siap di kecamatan. Dapur umum sudah disiapkan, begitu juga yang akan menjadi tempat evakuasi barang dan orang sudah dipetakan sekaligus siap huni jika diperlukan," katanya.

Untuk menyedot banjir, pihaknya telah mendapat bantuan dua pompa air yang dapat difungsikan untuk menyedot genangan air hujan yang lokasinya di Madukoro, Kelurahan Tawangmas. [WMO/070/080/ 149/141/152/120/155/142/ 143/148/154/151/156]



Post Date : 21 Januari 2010