|
GRESIK (SINDO) – Banjir luapan air Bengawan Solo di Kabupaten Gresik meluas. Bila sebelumnya hanya lima desa yang tergenang, sejak Rabu (4/2) kemarin sediktnya ada 20 desa yang terendam dengan ketinggian air sampai 40 sentimeter. Sebanyak 10 desa di antaranya masuk wilayah Kecamatan Dukun,dan sisanya di Kecamatan Bungah. Camat Dukun Sedya Utomo menyebutkan, ke-10 Desa Gading, Karangcangkring,Tirem Enggal, Madu, Dukuh Kembar, Jrebeng, Babaksari, Baron, Kalirejo dan Dukuh Anyar.Dia menyebutkan,rumah yang terendam umumnya berada di dekat tanggul dan yang posisinya berada di daerah rendah. ”Terbanyak itu lahan pertanian yang sudah terendam. Hanya kami belum dapat menghitungnya,”terang dia. Sementara desa yang terendam di Kecamatan Bungah adalah Desa Mojopurogede, Mojopuro Wetan, Melirang, Sidorejo,Masangan,Sukowati, Bungah, Bedanten, Indrodelik dan Sungon Legowo. ”Terparah di Bedanten dan Indrodelik,” kata Camat Bungah Darmawan. Banjir luapan sungai Bengawan Solo di Lamongan juga merendam 10 desa di Lamongan dengan ketinggian air 70 sentimeter. Di Kecamatan Babat, desa yang terendam adalah Truni, Banaran dan Bedahan. Sebanyak 123 rumah dilaporkan digenangi air. Di Kecamatan Laren, sebanyak 56 rumah yang tersebar di Desa Laren,Keduyung, Plangwot, Duri Kulon, dan Pesanggrahan juga terendam. Di Kecamatan Glagah, ada sekitar 13 rumah yang terendam. Di Kecamatan Kali Tengah bahkan, satu desa yaitu Desa Kali Tengah ikut terendam. Sekretaris Harian Satlak PBP Lamongan Imam Trisno Edi mengatakan, pihaknya sudah melakukan persiapan untuk menangani para pengungsi di antaranya, 1 genset berkekuatan 20 ribu watt, 7 genset dengan 5 ribu watt, tiga tenda pleton dan tiga perahu karet. ”Kami juga mendapat bantuan dari gubernur sebanyak 17.410 dus paket sebako, air meneral,” terang Trisno Edi Di pihak lain, harapan Pemkab Gresik agar perbaikan tanggul Bengawan Solo dapat dipercepat terancam gagal. Sebab, Pemprov Jawa Timur hanya menyediakan dana Rp134 miliar untuk perbaikan tanggul sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo. Sementara itu, luapan air sungai Bengawan Solo di Bojonegoro dan Tuban mulai surut. Ketinggian air terus berangsur turun meski status banjir masih Siaga II. Pantauan di papan duga (phielscaal) di tanggul Bengawan Solo dekat pasar kota Bojonegoro pukul 06.00 WIB ketinggian air hanya 14.86 dari permukaan laut (dpl), dan turun lagi sekitar 2 sentimeter pada pukul 09.00 WIB menjadi 14.84 dpl. “Banjir mulai surut,” kata Pujiono,Kepala Satgas Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Pemkab Bojonegoro. Meski demikian, sebanyak 21.359 warga masih hidup di wilayah yang terendam air. Sementara 1.402 warga lain tetap bertahan di pengungsian. Banjir juga masih menggenangi 4.689 hektare lahan padi, 523 hektare lahan jagung, serta 479 hektare lahan palawija. “Sebanyak 334 ekor sapi dan 123 ekor kambing juga ikut diungsikan,”kata Pujiono. Hari Ini Normal Balai Pengelolaan Sumberdaya Air (BPSDA) Bengawan Solo memperkirakan,wilayah Kabupaten Bojonegoro akan kembali normal hari ini. Pasalnya,sejak pagi kemarin ketinggian air mulai dari daerah hulu di Solo-Jateng hingga hilir di Bojonegoro terus turun.“Mungkin besok (hari ini) sudah mulai normal. Itu jika tidak ada hujan yang ekstrim,” kata Muljono,Koordinator BPSDA Bengawan Solo di Bojonegoro. Dia menjelaskan,dari data di Balai Besar Bengawan Solo di Solo,ketinggian air sudah di bawah Siaga I atau di bawah normal. Karena, di Jurug-Jateng papan duga menunjukkan 4.24 elevasi setempat.Padahal, untuk Siaga I ketinggian air berada di angka 6.50, Siaga II 7.50 dan Siaga III 8.50. Demikian juga ketinggian air Bengawan Solo di Dungus- Ngawi,air juga sudah normal. “Jadi, kalau tidak ada hujan yang menyebabkan anak sungai mengalirkan air ke Bengawan Solo,maka daerah hilir seperti Tuban hingga Gresik akan mulai surut dan berangsur normal,”katanya. (ashadi ik/ nanang fahrudin) Post Date : 05 Februari 2009 |