|
Seoul, Selasa - Korea Utara, Selasa (14/8), dilaporkan telah memohon bantuan internasional setelah banjir besar melanda negeri itu, yang menyebabkan ratusan rakyatnya tewas atau hilang dan banyak bangunan hanyut. Sementara Korea Selatan menyatakan siap mengirim bantuan ke negara tetangganya itu. Korea Utara (Korut), yang selama bertahun-tahun berjuang menghadapi kekurangan pangan yang kronis, dalam sebuah laporan Selasa dini hari menyatakan, hantaman banjir menyebabkan "puluhan ribu hektar tanah pertanian tergenang, tertimbun lumpur, dan hanyut". Paul Risley, juru bicara Asia untuk Program Pangan Dunia PBB (WFP), mengatakan sangat khawatir terjadi krisis darurat yang signifikan jika melihat angka kerusakan dikaitkan dengan perkiraan yang dibuat WFP. "Masih sangat dini dalam proses ini, tetapi kami telah menerima sebuah permintaan awal dari pihak berwenang Korut, meminta bantuan kami," kata Risley melalui telepon dari Bangkok, Thailand. Dia mengatakan, tim asesmen badan PBB meninggalkan Pyongyang, Selasa, menuju daerah-daerah yang terkena hantaman banjir. Korea Selatan kemarin menyatakan siap mengirim bantuan ke Korut. Deputi Menteri Unifikasi Seo Sung-Woo mengatakan, banjir tahun ini di Korut tampaknya telah menyebabkan korban manusia dan kerusakan harta benda "yang lebih parah" dibandingkan dengan banjir tahun lalu. "Belum ada permintaan dari Korut, tetapi saat ini kami sedang berkonsultasi dengan badan-badan pemerintah yang lain untuk segera mengirim bantuan," katanya. Daerah-daerah rendah di pusat ibu kota Pyongyang praktis kebanjiran. Jaringan komunikasi serta kereta bawah tanah terhenti karena mengalami kerusakan, kata Seo. Namun, dia menegaskan, banjir ini tidak akan memengaruhi rencana pertemuan puncak antar-Korea yang dijadwalkan berlangsung di Pyongyang pada 28-30 Agustus. Kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), menyatakan sebelumnya bahwa hujan lebat sejak 7 Agustus telah menyebabkan "korban manusia dan kerusakan materi yang besar". Hujan yang terus berlanjut hingga 12 Agustus menyebabkan banjir yang sudah menelan ratusan orang tewas atau hilang dan merusak lebih dari 30.000 rumah.(Reuters/AFP/AP/DI) Post Date : 15 Agustus 2007 |