Banjir Besar Merendam Ribuan Hektare Sawah

Sumber:Pikiran Rakyat - 12 Februari 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
KARAWANG, (PR).- Hujan yang turun terus-menerus sejak tiga hari terakhir ini telah menenggelamkan 14.700 hektare persawahan, di 16 kecamatan di Kab. Karawang. Jika dalam dua hari ke depan air tak kunjung surut, tanaman padi berusia 10 hingga 60 hari itu dipastikan bakal mati membusuk.

Dari hasil pemantauan "PR", Senin (11/2), selain merendam tanaman padi, air hujan juga menggenangi ratusan rumah di Kec. Cibuaya, Tirtajaya, dan Cilebar. Ketinggian air di tiga kecamatan itu mencapai lutut orang dewasa. Namun, warga setempat belum ada yang mengungsi dengan alasan mereka sudah terbiasa dengan kondisi seperti itu.

Areal sawah terluas yang terendam banjir terdapat di Kec. Cilebar. Di kecamatan itu, areal sawah yang terendam banjir mencapai 2,4 ribu ha dengan usia tanam 7 hingga 30 hari. Selain itu, terdapat pula ribuan hektare tanaman padi yang baru disemai.

Kondisi serupa terjadi di kecamatan-kecamatan yang berada di pesisir pantai, seperti Kec. Pedes, Cibuaya, Tirtajaya, Kutawaluya, Cilamaya Kulon, dan Cilamaya Wetan. Pada masing-masing kecamatan itu, terdapat ribuan hektare tanaman padi yang terendam banjir.

"Saya khawatir air tidak surut dalam dua hari ke depan. Jika hal itu terjadi, niscaya tanaman padi bakal mati dan kami harus melakukan tanam ulang," ujar Saing (54), petani asal Desa Muara Baru, Kec. Cilamaya Wetan.

Menurut dia, tanaman padi akan mati apabila seluruh pucuk daunnya tertutup air. Sebab, tanaman itu tidak akan bisa melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, harapan satu-satunya agar tanaman padi bisa selamat adalah air segera surut.

Dikatakan juga, sebagai daerah yang terletak paling utara, Desa Muara Baru kerap menjadi langganan banjir. Namun, biasanya banjir tidak berlangsung lama, sehingga tanaman padi tetap bisa hidup. "Mudah-mudahan, besok hujan tak turun dan air segera surut," ujar Saing.

Keluhan serupa dikatakan Maman (45), petani asal Desa Srikamulyan Kec. Tirtajaya. Menurut dia, genangan air yang merendam sawahnya sudah berlangsung sejak tiga hari lalu. Dengan demikian, kecil harapan jika tanaman padi miliknya bakal selamat alias tidak mati membusuk. "Saya yakin, setelah air surut nanti, tanaman padi ini sudah layu. Apalagi tanaman ini baru berusia 21 hari," katanya.

Bantuan

Sementara itu, dari Kec. Cibuaya dilaporkan, ratusan rumah di Desa Sedari sudah tiga hari terendam banjir setinggi 30 hingga 50 cm. Bahkan, akses jalan menuju ke desa tersebut kini sudah tidak bisa dilalui kendaraan karena ikut terendam air.

Warga yang akan bepergian ke luar desa terpaksa harus menggunakan perahu dengan cara menyusuri Kali Sedari hingga ke desa tetangga. "Perahu merupakan sarana transportasi satu-satunya yang bisa mencapai Sedari," kata Jaya, warga Sedari.

Di tempat terpisah, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) Setda Kab. Karawang E. Somanteri, mengaku sudah menyalurkan bantuan kepada korban banjir di sejumlah desa. Namun, dia mengakui, penyaluran bantuan tersebut belum merata ke semua tempat. Hal itu terjadi karena terbatasnya sarana pendistribusian bantuan.

"Selain berupa bahan pokok, bantuan yang telah disiapkan pemkab juga berupa benih padi. Saat ini kami telah menyiapkan sedikitnya 20 ton benih padi untuk membantu petani yang akan melakukan tanam ulang," kata dia.

Disebutkan juga, saat ini pihaknya masih terus berusaha menyalurkan bantuan ke titik-titik paling rawan. Pihaknya mengerahkan sejumlah perahu karet miliki pemkab agar bantuan itu sampai ke tujuan. "Sejumlah anggota Satlak PBA telah berada di lokasi banjir untuk mengevakuasi korban dan menyalurkan bahan pangan," kata dia. (A-106)



Post Date : 12 Februari 2008