|
JAKARTA– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan di Ibu Kota cukup tinggi selama Januari dan Februari. Ada 32 lokasi rawan banjir selama kurun waktu tersebut. Kepala Subbidang Informasi BMKG Harry Tirto Djatmiko mengatakan,saat ini pihaknya mendata ada sekitar 32daerahdi Jakarta yang rawan banjir tinggi (lihat grafis). “Sesuai prediksi BMKG,hujan tinggi dan berpotensi banjir pada Januari dan Februari,”katanya kemarin. Dia melanjutkan, hujan yang berpotensi menimbulkan genangan air yakni intensitas hujan harian. Minggu ini kawasan Jabodetabek diperkirakan akan mengalami hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat setiap akhir pekan.Pada hari lainnya, hujan diperkirakan akan tetap mengguyur namun dengan intensitas ringan hingga sedang. “Di akhir minggu ini lebih intensif, artinya intensitasnya lebih meningkat di akhir minggu,”ujar Harry. Untuk mengetahui cuaca harian dan mingguan, BMKG selalu melakukan update setiap hari dan setiap minggu. “Yang berpengaruh terhadap genangan, banjir, dan longsor itu distribusi curah hujan harian, bukan distribusi curah hujan bulanan,”ujarnya. Dia menegaskan, puncak hujan bisa saja mengguyur Jakarta lebih dari tiga jam per harinya bahkan lebih. Hujan dengan intensitas tinggi bisa menghasilkan volume air 300 mm hingga di atas 400 mm per bulannya. Setelah musim hujan tinggi, akan datang musim transisi dari musim hujan ke musim kemarau pada Maret, April,dan Mei.Di masa transisi hujan akan tetap mengguyur tapi dengan intensitas ringan hingga sedang. “Awal musim kemarau menandai berakhir musim hujan kapan ketahuan nanti Maret,”tegasnya. Harry melanjutkan,BMKG tidak mengenal istilah banjir lima tahunan. Menurut dia, BMKGyangberperanmemberikan informasi selalu melakukan sosialisasi kepada instansi terkait,yakni crisis center,Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan BPBD manakala memasuki masa transisi, puncak hujan atau kemarau.“BMKG memberi info cuaca,tidak ada namanya distribusi lima tahunan,”ujarnya. Wali Kota Jakarta Selatan Anas Efendi mengatakan,pihaknya sudah menyiapkan segala keperluan untuk menghadapi banjir yang diperkirakan terjadi pada Januari–Februari. “Kami sudah menyiapkan beberapa keperluan, dan kini persiapannya sudah 100%,”katanya. Dia melanjutkan, pihaknya juga telah melakukan antisipasi dengan melakukan pengerukan beberapa lokasi. Ada beberapa titik yang dipantau secara khusus, terutama bila hujan terjadi.Dia mengambil contoh seperti kawasan Tebet,Petogogan, dan Petukangan. Lokasilokasi ini sudah sangat rawan bila masuk musim penghujan. “Kami juga telah menyiapkan beberapa lokasi untuk pengungsian,”tukasnya. Selain itu, kerja sama dengan instansi terkait seperti kepolisian, Satpol PP, dan PMI j u g a telah dilakukan. Dia berharap seluruhnya sudah siap pada waktunya nanti. Sementara itu, warga Kampung Bandan,Jakarta Utara melakukan pengerukan di sekitar permukiman untuk antisipasi rob.Dalam sebulan terakhir, permukiman warga setempat terendam air hingga setengah meter. Ketua RT 12 Abdul Manaf, 55,menuturkan, di kawasan itu terdapat 60 rumah yang dihuni 119 kepala keluarga (KK) dengan 400 jiwa. Dari jumlah tersebut, sekitar 20 rumah terendam sekitar 20 hingga 50 cm. “Warga secara swadaya melakukan pengerukan serta peninggian jalan hingga 30 cm atau setinggi saluran air,” kata Abdul kemarin. Warga meninggikan jalan menggunakan bekas material batu bata dan serpihan semen, yang kemudian dilapisi adukan semen. “Hampir setiap hari warga direpotkan dengan genanganairbaikdarirobmaupun banjir jika hujan,”keluhnya. Pihaknya berharap Pemprov DKI Jakarta memperhatikan genangan air yang menggenang di Kampung Bandan.Pihaknya khawatir genangan air yang berlangsung beberapa hari menimbulkan penyakit. “Sebagian warga sudah terserang penyakit gatal-gatal, ”terangnya. Sementara itu, Supandi 52, salah seorang warga,meminta pemerintah segera mengoperasikan rumah pompa di Kampung Bandan. Selama ini,warga hanya mengandalkan pintu air MCK di sekitar Kampung Bandan untuk meminimalisasi genangan dan tidak mampu mengatasi genangan air. Di bagian lain,petugas piket crisis center DKI Jakarta,Asep, menuturkan bahwa ketinggian bataspermukaanairdiPintu Air Pasar Ikan hingga pukul 15.00 WIB mencapai 150 cm atau berada pada ketinggian normal. Padahal, pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB sempat pada posisi siaga III atau 200 cm.“Tingginya air pada pagi hari di pintu air Pasar Ikan menyebabkan Kampung Bandan dan Lodan terendam,” tandasnya. helmi syarif/solihin Post Date : 05 Januari 2012 |