|
SEMARANG - Warga Kampung Tenggang Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, khawatir peninggian Jalan Kaligawe dan pembangunan Jembatan Kali Tenggang berdampak terhadap tingginya genangan air pada musim hujan. Jika sebelumnya sebagian air Kali Tenggang melimpas ke Jalan Kaligawe, nantinya dipastikan hal itu tidak lagi terjadi. Peninggian jalan dan pembangunan jembatan membuat air terus mengalir dan melimpas ke permukiman. ''Kalau tahun-tahun sebelumnya air menggenang di Jalan Kaligawe, kali ini akan masuk semua ke kampung kami. Bayangkan, berapa ribu kubik air yang masuk. Jelas hal ini akan membuat banjir di sini dan kampung-kampung di sekitarnya makin besar,'' kata Syahrir (47), warga RT 3 RW 2. Ketinggian banjir tahun lalu mencapai 60 cm-1 meter, nanti Syahrir memperkirakan ketinggian banjir bisa sampai 1-1,5 meter. ''Setiap tahun, kami memang biasa kebanjiran. Tapi, kali ini kami khawatir terjadi banjir besar,'' ungkapnya. Dikatakannya, sebenarnya warga ingin segera pindah. Namun, keinginan itu tak kunjung terlaksana, karena Pemkot Semarang terkesan lamban dalam menangani pembebasan lahan untuk normalisasi Kali Tenggang. ''Dari dahulu diukur-ukur terus, tapi pembebasan lahan tidak kunjung selesai. Katanya November selesai, tapi sampai sekarang belum diajak rembukan, apalagi tercapai kesepakatan. Jujur saja, kami sudah lelah,'' ujarnya. Yang Manusiawi Warga ingin mendapat nilai ganti yang manusiawi atas tanah dan bangunan mereka yang terkena proyek normalisasi. Meski tak menyebut pasti besarannya ganti rugi, Syahrir ingin lebih besar dari tawaran Pemkot yang menggunakan rumus NJOP ditambah harga pasaran dan dibagi dua. Kekhawatiran serupa disampaikan Halim (44), warga RT 2 RW 2. Lebih khusus, dia waswas karena ketinggian rumahnya berada di bawah jembatan baru Kali Tenggang. Bahkan, salah satu lubang gorong-gorong langsung menghadap ke pintu rumah. ''Lihat saja posisi rumah saya sekarang, terancam hempasan air Kali Tenggang. Saya tidak tahu harus bagaimana, jika banjir tiba-tiba datang,'' akunya. Sementara itu, pembangunan Jembatan Tenggang terkendala hujan. Menurut pelaksana proyek, Saelan, peningkatan volume air di Kali Tenggang menghambat proses pemasangan culvert box di sisi selatan jalan. Kalau tidak hujan seharusnya pemasangan gorong-gorong raksasa itu bisa dimulai akhir pekan lalu. Namun, karena turun hujan, pihaknya harus menguras lubang galian terus-menerus agar bebas dari genangan. Pantauan di lapangan Kamis (23/11), sebuah begu masih dioperasikan untuk membuat lubang galian di sisi selatan jalan, sedangkan untuk menguras genangan di lubang itu digunakan dua buah pompa. (H6-18h) Post Date : 24 November 2006 |