|
JAKARTA -- Banjir lokal di sejumlah titik di Jakarta akhir-akhir ini bisa jadi baru pemanasan. Badan Meteorologi dan Geofisika memperkirakan banjir lebih besar berpeluang terjadi mulai pekan ketiga Januari. "Tapi peluang banjir seperti Februari (2007) kecil," kata Soetamto, Kepala Subbidang Informasi dan Agroklimat BMG, kemarin. Menurut dia, potensi banjir di Jakarta membesar seiring denngan curah hujan yang akan mulai menghebat pada pekan ketiga Januari. Puncak musim hujan itu bisa bertahan hingga pekan awal Februari. Peningkatan curah hujan itu, menurut Soetamto, dipicu oleh pertemuan angin dari arah barat daya dan barat laut yang memanjang dari Lampung sampai Nusa Tenggara Timur. Pada puncaknya, "Hujan lebat bisa terjadi dari pagi hingga malam hari," ujarnya. Kemarin warga di pesisir utara Jakarta kembali dibuat panik oleh datangnya gelombang air laut yang lebih tinggi dari biasa. Menurut warga, gulungan ombak setinggi sekitar 3 meter menghantam pantai sejak pukul 05.00 WIB. Sejak itu pula sebagian warga bersiap-siap mengungsi. Untunglah, ombak laut yang tinggi itu tak menjelma jadi gelombang pasang. Gulungan ombak hanya menghantam pembatas pantai, tak sampai ke perkampungan warga. "Beruntung kali ini gang (kampung) kami tak sampai terendam," ujar Suroyo, warga RT 10 RW 01 Kalibaru Timur, Cilincing, Jakarta Utara. Padahal, menurut dia, ombak setinggi itu biasanya sampai ke daratan, lalu merendam jalan dan permukiman warga. Pada 28 Desember lalu, misalnya, ombak dan gelombang pasang meluap jauh ke daratan. Akibatnya, puluhan rumah dan bedeng pengolahan kerang milik warga di Kalibaru pun hancur. Menurut data di Satuan Koordinasi Pelaksanaan Penanganan Bencana dan Pengungsi, setiap puncak musim hujan tiba, di Ibu Kota ada 78 titik rawan banjir. Sebanyak 23 titik berada di Jakarta Barat, 20 titik di Jakarta Utara, 17 titik di Jakarta Timur, 11 titik di Jakarta Selatan, dan 7 titik di Jakarta Pusat. Akhir Desember lalu, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo memerintahkan wali kota, camat, dan lurah membuat pos-pos darurat di sekitar lokasi rawan banjir. Jika banjir besar melanda, pos darurat dari tenda-tenda itu bisa jadi tempat mengungsi. "Kalau warga belum tahu (pos darurat itu), tugas aparat mensosialisasikannya," ujar Fauzi. RUDY PRASETYO | FERY FIRMANSYAH Post Date : 02 Januari 2008 |