|
SOREANG, (PR).- Banjir yang menerjang Kec. Majalaya, Kab. Bandung, Senin (15/12) malam, sudah surut. Pemerintah Kec. Majalaya meminta agar Pemprov Jabar segera merealisasikan rencana normalisasi Sungai Citarum dan membangun danau buatan, untuk mengatasi persoalan banjir yang sudah berlarut-larut. Berdasarkan pemantauan, Selasa (16/12), banjir yang menggenangi Desa Majalaya, Kec. Majalaya sudah surut. Namun, banjir menyisakan lumpur yang mengganggu aktivitas warga. Banjir pada Senin malam itu telah menggenangi 819 rumah yang dihuni 3.240 jiwa di Desa Majalaya. Belum ada laporan adanya desa-desa lain yang ikut diterjang banjir. Desa-desa itu, adalah Majakerta, Majasetra, Sukamaju, dan Tanggulun, yang termasuk ke wilayah Kec. Ibun. Camat Majalaya Yiyin Sodikin mengatakan, kerugian akibat banjir itu belum dapat dihitung. Namun, berdasarkan laporan sejak April 2008 sampai November 2008, kerugian materi ditaksir mencapai Rp 5 miliar. Korban jiwa tercatat satu orang dan korban luka sebanyak empat orang. Yiyin menjelaskan, banjir yang terjadi hari Senin, mulai menggenangi desa-desa di bantaran Sungai Citarum sejak pukul 17.00 WIB dengan ketinggian air mencapai 1,2 meter. Air mulai surut kembali pada pukul 22.00 WIB. Banjir yang datang bertubi-tubi dalam beberapa bulan terakhir ini, membuat masyarakat Majalaya mulai mempertanyakan janji Pemprov Jabar dan pemerintah pusat yang akan mengatasi persoalan banjir itu. Yiyin mengatakan, pihaknya akan mengirimkan surat permohonan kepada Gubernur Jawa Barat, tentang usulan warga untuk membuat danau buatan. Salah satu poin yang diajukan di dalam surat itu, adalah usulan warga dan pemerintah Kec. Majalaya, agar Pemprov Jabar dan pemerintah pusat membuat danau buatan di daerah Bale Kambang, Kec. Majalaya. Menurut Yiyin, lahan seluas 56 hektare di Bale Kambang itu, saat ini berupa lahan persawahan dan tidak ada permukiman. Namun demikian, kata dia, tetap harus dilakukan kajian ilmiah, apakah lahan itu cocok untuk dibuat danau buatan. Warga Kel. Andir, Kec. Baleendah juga mengusulkan hal yang sama, untuk mengontrol luapan Sungai Cisangkuy, yang bermuara di Sungai Citarum. Namun, usulan itu tampaknya belum akan dipenuhi oleh pemerintah pusat. Ujian jalan terus SDN Andir 1 Kel. Andir, Kec Baleendah, mengevakuasi sebagian muridnya ke Gedung Koperasi Tugu Endah, Jln. Adipatikertamanah, Selasa (16/12). Evakuasi dilakukan karena ruang kelas mereka tergenang dengan ketinggian 40 cm. Murid kelas IV, V, VI tetap bertahan melaksanakan ujian akhir semester ganjil hari kedua, di kelas dengan kondisi tergenang banjir. Meski dengan kondisi kelas yang terkepung air, murid melaksanakan ujian dengan tertib. Menurut Dedeh, wali kelas V, ketinggian air di pagi hari sebelum ujian dimulai melebihi 40 cm, namun air pun kemudian surut. Dedeh menjelaskan, alasan hanya memindahkan sebagian murid dari 496 orang tersebut, karena topografi kelas I, II, dan III lebih rendah dibandingkan dengan kelas IV, V, dan VI. Sementara itu, untuk pelaksanaan ujian Rabu (17/12) ini, pihaknya akan kembali berkoordinasi, apakah akan dipindahkan ke SMAN 1 Baleendah atau menunggu air surut dan murid kembali melaksanakan ujian di SDN 1 Andir. Keputusan tersebut pun bergantung pada permintaan orang tua murid yang menginginkan anak-anak mereka tetap melaksanakan ujian di sekolah tersebut dengan alasan jarak yang jauh. "Yang terpenting, kami meminta agar sekolah ini direlokasi ke taman kota, kan itu tanah milik pemda dan bisa dibangun oleh dua sekolah langganan banjir seperti SDN Andir 1 dan Mekarsari," tutur Dedeh. Banjir yang melanda Kelurahan Andir terjadi pada Senin pukul 24.00 WIB. Ketinggian air mencapai 1 meter dengan daerah terparah yaitu RW 9 Jln. Jambatan dan RW 13 Kampung Ciputat. Air mulai berangsur surut pukul 6.00 WIB. Sementara itu, murid SDN Mekarsari masih melaksanakan ujian akhir semester ganjil di Gedung Juang dan Gedung Serbaguna Kelurahan Baleendah. Menurut Kepala UPTD Pendidikan TK dan SD Kec. Baleendah Siti Kokom Komariah, kedua SD tersebut Rabu (17/12) bisa melaksanakan ujian di SMAN 1 Baleendah, karena masa ujian siswa SMA telah berakhir. "Setelah masa ujian tulis selesai, kedua sekolah ini diberikan dispensasi untuk tidak melaksanakan ujian praktik. Penilaian bisa diperoleh dari nilai harian saja. Selain itu, kami sadari akibat banjir tersebut akan terjadi penurunan prestasi. Oleh karena itu, kami akan memberikan kesempatan remedial untuk murid," kata Kokom. Banjir di Kampung Cienteung RW 20, Kelurahan Baleendah, Kec Baleendah kembali melimpas ke jalan raya. Ketinggian air di Jln. Mekarsari mencapai 70 cm, sedangkan di permukiman warga khususnya RT 02, ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa. Keadaan tersebut berlangsung ketika menjelang tengah hari. Sementara itu, pascabanjir yang mengepung Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran, kemarin air berangsur surut. Warga pun membersihkan rumahnya dari lumpur sisa banjir luapan Sungai Cisangkuy. Menurut Camat Banjaran Iman Irianto yang ditemui di kantor Desa Kamasan mengatakan, saat ini pihaknya lebih fokus ke arah penanganan pascabanjir, terutama kesehatan masyarakat. (A-132/A-183) Post Date : 17 Desember 2008 |