Banjir Bengawan Dekati Kota

Sumber:Koran Sindo - 27 Februari 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

BOJONEGORO(SINDO) – Banjir di Bojonegoro kian menakutkan.Selain telah merendam kawasan di 14 kecamatan,air sungai Bengawan Solo juga terus merayap naik.Kini kawasan perkotaan yang terancam.

Hingga kemarin petang, luapan sungai Bengawan Solo masih terus meluas dengan ketinggian air yang kian menanjak.Pada pemantauan sekitar pukul 06.00 WIB,ketinggian air sungai di papan duga kota Bojonegoro tercatat 15.28 dari permukaan laut (dpl), tapi pada pukul 15.00 WIB mencapai 15.38 dpl.

Status banjir Bojonegoro masih tetap Siaga III. “Bojonegoro sudah memasuki masa kritis, tapi masih terkendali.Kami terus mengupayakan agar air tidak meluas dan masuk ke kota,” kata Bupati Bojonegoro Suyoto kemarin.

Bersama Satuan Tugas Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP), bupati melakukan pemantauan ke sejumlah daerah yang tergenang air,di antaranya di Kecamatan Dander, Kanor, Balen, Sukosewu,dan Kecamatan Kota.

Dari pantauan di lapangan,ketinggian air sungai yang mendekati 16.00 dpl membuat warga kota ketakutan. Pada banjir besar tahun 2007 lalu,ketinggian air mencapai 16.30 dpl dan semua doorlaat (jalan keluar-masuk yang membelah tanggul) jebol.

Kemarin, banyak warga kota yang berdatangan melihat bergerombol di tanggul Bengawan Solo (TBS).Warga kota juga banyak yang sudah siap-siap mengungsi jika banjir masuk kota seperti banjir sebelumnya. Untuk mengantisipasi meluasnya banjir ke wilayah kota melalui doorlaat, polisi telah melakukan pengamanan. Setiap doorlaat dijaga oleh 9 personel polisi.

Pada bagian lain, akibat luapan sungai Bengawan Solo, sebanyak 14 kecamatan yang berada di sepanjang sungai terendam air.Kecamatan itu di antaranya Tambakrejo, Malo,Padangan,Purwosari, Dander,Trucuk,Balen,Kalitidu, Bojonegoro,Kapas,Sukosewu, Kanor, Baureno, dan Kecamatan Bubulan.

Tercatat banjir telah menggenangi 8.725 rumah, 4.136 hektare padi, polowijo 618 hektare. Sedangkan fasilitas umum 33 gedung sekolah rusak,4 buah masjid, 5 musala, 5 jembatan dan 24.200 meter jalan mengalami kerusakan. Meluapnya sungai juga memaksa lebih dari 3.000 warga mengungsi ke tempat aman.

Di Kecamatan Dander, warga Desa Ngablak dan Ngulanan mengungsi disepanjang tanggul dan pabrik penggilingan batu desa setempat. Warga Kelurahan Ledok Kulon dan Ledok Wetan di Kecamatan Kota memilih mengungsi di Gedung Serbaguna Jalan KH Mansyur. Di Desa Klangon, Kecamatan Kota, sebagian warga memilih mendirikan tenda darurat di atas tanggul.

Mereka juga masih sibuk mengamankan barang berharga. “Air terus naik.Tadi malam padahal mulai turun,” kata Rani, warga Desa Klangon. Selain itu, meluapnya sungai Bengawan Solo menambah daftar panjang korban jiwa akibatterseretarus,sehingga kini sebanyak 4 orang meninggal dunia. Korban terakhir adalah Didik, 15, siswa kelas 3 SMPN 5 Bojonegoro warga Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Kota. Ia ditemukan sudah mengambang di sungai di kawasan Jalan Veteran.

Ngoro Dilanda Banjir

Tak cuma Bojonegoro, banjir kembali menerjang wilayah Kabupaten Mojokerto. Setelah empat kecamatan terendam banjir dua hari lalu, kemarin giliran Desa Candirejo dan Tambakrejo di Kecamatan Ngoro yang diterjang air bah. Sama seperti banjir di tempat lainnya, ketinggian air juga mencapai 1 meter lebih.

Ratusan rumah,sejumlah fasilitas umum, dan hektaran areal persawahan siap panen terendam air. Suhadi, salah satu warga mengatakan, banjir di desa ini merupakan yang terbesar sejak sepuluh tahun terakhir. Dia mengatakan, jika air terus bertambah, warga akan mengungsi ke tanggul sungai dan membuat tenda darurat seperti yang dilakukan sepuluh tahun lalu.

”Sepuluh tahun yang lalu juga terjadi seperti ini.Tapi,lebih besar banjir yang sekarang,” ungkap Suhadi. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto Yudha Hadi SESB mengaungkapkan, data sementara yang diperoleh hingga sore kemarin, di Desa Candirejo tercatat 700 rumah yang terendam air.

Sementara di Desa Tambakrejo, sedikitnya ada 210 rumah yang jadi korban.Kondisinya juga sama.Bahkan menurut dia,di desa itu ada sebuah peninggalan Kerajaan Majapahit yang nyaris roboh. ”Candi Bangkal juga ikut terendam banjir. Jika air tak segera surut, maka candi yang tingginya 15 meter itu akan terancam roboh,”tukasnya.

Dia menegaskan, pihaknya telah mengirimkan bantuan kepada para korban.Selain berupa beras dan bahan permakanan, bantuan berupa selimut serta pakaian juga diberikan Sementara itu, akibat hujan deras yang terus mengguyur, sepanjang 500 meter Jalan Raya Porong, Sidoarjo, terendam air hingga ketinggian mencapai 50 cm.

Akibatnya, jalan yang selama ini sudah macet karena terimbas lumpur panas ini semakin macet. Bukan hanya dari arah Surabaya- Malang,arah sebaliknya juga demikian. Sialnya, pengendara yang biasa menggunakan jalur alternatif timur Jalan Raya Porong juga harus kecewa.Pasalnya, jalur alternatif itu juga terendam air dengan ketinggian 50 cm,terutama di kawasan Ketapang,Tanggulangin. Agar tidak dilewati mobil, warga menutup jalur alternatif dengan portal dari kayu.

”Kalau mobil tetap lewat sini (jalur alternatif) ombaknya akan masuk rumah. Karena ketinggian air ada yang lebih dari 60 cm,”ujar Mujib,warga Ketapang. Bukan hanya itu, air juga merendam kawasan Desa Ketapang, sehingga beberapa warga mengungsi di masjid setempat. Sejauh ini, air juga telah merendam beberapa kawasan lainnya, seperti Kedensari, Tanggulangin, dan kawasan lain di beberapa kecamatan.

Diinstruksikan Mengungsi

Pemprov Jatim memerintahkan warga pemukiman di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo segera mengungsi. Kebijakan ini disampaikan guna menghindari jatuhnya korban jiwa akibat banjir. Wakil Gubernur (Wagub) Jatim Saifullah Yusuf menyatakan, intruksi ini dilakukan lantaran musibah banjir di sejumlah daerah makin mengkhawatirkan.

Kebijakan itu juga berdasarkansurat Nomor 360/180/214.2/2009 tertanggal 26 Februari 2009 tentang Laporan Bencana Alam Banjir di Bojonegoro yang dikeluarkan Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Pemerintahan dan Pembangunan Bojonegoro ini ditujukan ke Gubernur Jatim Soekarwo. “Ketinggian air (sungai Bengawan Solo) sudah melebihi ambang batas.Status siaga III yang paling rawan.Tinggal tunggu waktu, kalau ada hujan lokal sungainya bisa meluap,” terang Gus Ipul, panggilan Saifullah Yusuf.

Menurut dia, ada lima wilayah DAS Bengawan Solo di Jatim yang dinyatakan berstatus siaga III. Di antaranya, Dungus dengan ketinggian air Bengawan Solo 8,80 m,Bojonegoro 15,35 m, Babat 8,35 m, Laren 5,95 m, Karanggeneng 4,46 m, dan Solokuro 2,35 m.“Bagi daerah rawan diminta mengikuti petunjuk di sana (lokasi) untuk mengungsi, untuk bekerjasama dengan petugas. (nanang fahrudin/ tritus julan/abdul rouf/soeprayitno)



Post Date : 27 Februari 2009