|
Palembang, Kompas - Banjir yang terjadi di Palembang sejak Jumat lalu hingga Minggu (30/11), belum menunjukkan tanda akan surut. Sejumlah permukiman sepanjang Sungai Bendung, seperti di Jalan Mayor Ruslan dan Jalan R Sukamto, semakin dalam terendam air akibat hujan yang turun pada malam hari. Menurut Sukilan (75), warga Lorong Tembusan, Kelurahan 8 Ilir, banjir semakin tinggi karena Sungai Bendung sudah tidak mampu menampung air hujan. Pengamatan Kompas, rata-rata ketinggian air di kawasan tersebut sebatas lutut. Sukilan menambahkan, bertambahnya bangunan permanen di sepanjang Jalan R Sukamto juga memperparah banjir kali ini. Setiap turun hujan, air selalu terkumpul di tempat yang lebih rendah karena drainase tak mampu menampung air. Sukilan mengungkapkan, sejumlah tetangganya terpaksa mengungsi ke rumah saudara atau tetangga karena genangan air tidak surut setelah tiga hari. Suci (46), juga warga setempat, mengutarakan, untuk mencegah banjir warga berinisiatif meninggikan lantai rumahnya atau menimbun pekarangan dengan tanah galian. ”Saya baru saja menimbun pekarangan dengan tanah sebanyak 10 mobil. Warga di sini berlomba-lomba menimbun pekarangannya, kalau tidak ditimbun pasti kebanjiran,” kata Suci. Arkudin (57) warga Lorong Masjid, mengatakan, biasanya air mulai surut setelah 12 jam hujan reda. Banjir tahun ini cukup parah karena air belum sempat kering, tetapi hujan lebat sudah lebih dulu mengguyur. Arkudin mengutarakan, sejak banjir besar yang terjadi tahun 2003, baru kali ini terasa cukup besar. Jalan macet Banjir juga menyebabkan lalu lintas di Jalan R Sukamto tepatnya di depan Palembang Trade Center tersendat. Antrean kendaraan mencapai panjang ratusan meter karena kendaraan harus memperlambat kecepatan. Kondisi serupa terjadi di Jalan Mayor Ruslan. Ketinggian air pada hari Sabtu lalu sudah naik beberapa sentimeter pada hari Minggu. Di sepanjang jalan tersebut semua kendaraan juga harus berjalan lambat. (WAD) Post Date : 01 Desember 2008 |