BANDUNG(SINDO) – Hujan yang mengguyur Kabupaten Bandung beberapa hari terakhir kian parah.Banjir di dua kecamatan sudah mencapai ketinggian empat meter.
Selain Kecamatan Dayeuhkolot dan Baleendah, banjir setinggi 1–3 meter juga terjadi di Kecamatan Majalaya, Solokanjeruk, Bojongsoang, dan Banjaran. Berdasarkan pantauan SINDO,banjir setinggi empat meter terjadi di wilayah Baleendah dan Dayeuhkolot. Daerah ini meliputi Parunghalang,Leuwibandung,Andir, Bojongcitepus, dan Bojongasih. Adapun genangan terparah di Kecamatan Bojongsoang menimpa wilayah Kampung Cijagra. ”Berdasar data yang kami kumpulkan, wilayah Rancaekek,Cileunyi, dan sebagian wilayah Kopo pun tergenang banjir.
Karena banjir yang sangat mendadak dan kesiapsiagaan minim,banyak korban banjir yang terisolasi,” ungkap Cucum,Ketua TimAksi Cepat Tanggap (ACT) Kabupaten Bandung. Menurutnya, terisolasinya korban banjir menyebabkan suplai logistik bantuan terhambat. “Keberadaan logistik bantuan terus menipis karena bantuan belum datang.Kebutuhan makanan bagi orang dewasa maupun bayi sangat diperlukan,”ungkapnya dia. Banjir di Kecamatan Dayeuhkolot juga menimpa Markas Komando Batalyon Zeni Tempur (Yon Zipur) III berikut asramanya. Kepala Staf Komando Daerah Militer (Kasdam) III Siliwangi Brigjen Hadi Lukmono berencana memindahkan yang berlokasi di Kecamatan Dayeuhkolot, akibat banjir besar yang menerjang markas TNI tersebut.
Kasdam mengecek kondisi Zipur yang dalam kurun waktu setahun ini sudah enam kali terendam banjir. “Jika anggaran pemerintah tersedia, ke depan memang Mako Zipur ini harus pindah,”tutur Hadi kepada wartawan kemarin.Menurut Kasad, banjir besar di Kecamatan Baleendah dan Dayeuhkolot itu telah merendam bangunan itu hingga ketinggian air 1–1,5 meter.“Meski sudah dibuat antisipasi banjir dengan meninggikan tanggul di sekitar bangunan yang berdekatan dengan aliran Sungai Citarum, bangunan tetap terkena banjir,”tuturnya. Para prajurit Yon Zipur dan keluarganya yang terpaksa mengungsi sejak Rabu malam karena ketinggian air di asrama militer itu mencapai 1,5 meter.Penghuni asrama itu diungsikan ke Kompleks Asrama Yon Zipur lainnya yang berjarak sekitar 1 km dari markas komando satuan militer itu.
Lokasi asrama militer yang terletak di belakang Mako Yon Zipur tersebut berbatasan langsung dengan bantaran sungai Citarum yang terhalang tanggul. Sementara itu, pelaksanaan ujian akhir semester (UAS) ganjil tingkat sekolah dasar di SDN Dayeuhkolot 4 dan 5 juga terhambat karena sekolah terendam banjir. Akibatnya,banyak siswa yang tidak bisa mengikuti ujian. Ruang kelas yang digunakan untuk para siswa melaksanakan ujian terendam. Banyak siswa yang tak bisa mengikuti ujian akhir semester.Pasalnya, rumah mereka terendam dan sebagian peralatan sekolah termasuk seragamnya turut terendam. Dalam UAS semester pertama di kedua SD itu tercatat lebih dari 50% siswanya tidak mengikuti ujian.
Di SDN Dayeuhkolot 4 dari jumlah total siswa 440 siswa,hanya separuhnya yang bisa mengikuti ujian ini. Di Jawa Timur, banjir mulai menjadi ancaman serius.Pemprov Jatim pun menetapkan status siaga dalam beberapa hari ke depan. Gubernur Jatim Soekarwo menuturkan, curah hujan yang turun di tiap kabupaten/kota di Jatim naik sampai 310%.Tingginya curah hujan itu tidak mampu ditampung sarana pengairan yang sudah tertata di tiap daerah. “Jadi, rata-rata semua fasilitas untuk mengalirkan air tidak kuat menampung. Itu yang menyebabkan banjir dan genangan,” ungkap Pakde, demikian dia akrab dipanggil ketika ditemui seusaiperingatanHari Anti-Korupsidi Gedung Negara Grahadi kemarin.
Mantan Sekdaprov Jatim itu melanjutkan, upaya antisipasi banjir yang dilakukan sepanjang 2010 ini ternyata tidak mampu menjawab curah hujan yang terusterusan mengguyur sebagian besar wilayah di Jatim.“Karena itu, saat ini kami siaga penuh untuk mengantisipasi banjir biar tidak meluas,” ungkapnya. Langkah yang dilakukan saat ini adalah mengantisipasi kiriman air dari Bengawan Solo.Mereka mewaspadai aliran Bengawan Solo yang sewaktuwaktu meluap. (aan haryono/ iwa ahmad sugriwa)
Post Date : 10 Desember 2010
|