|
Samarinda, Kompas - Banjir akibat hujan dan meluapnya Sungai Karangmumus menyebabkan Bandar Udara Temindung di Samarinda, Kalimantan Timur, ditutup, Jumat (28/11) hingga Minggu pekan ini. Jika banjir tidak menyurut, penutupan bandara kemungkinan diperpanjang. ”Kebijakan itu terpaksa diambil karena semua kawasan kebanjiran. Penumpang pasti kesulitan mencapai bandara dan kondisi seperti ini berbahaya bagi keselamatan penerbangan,” kata Kepala Subbagian Tata Usaha Bandar Udara (Bandara) Temindung Johni M Rikani. Sebanyak 12 penerbangan dengan potensi 420 penumpang besok dibatalkan. Jalan Gatot Subroto, akses menuju bandara, terendam hingga satu meter. Di Bandara Temindung, landas pacu sepanjang 900 meter untuk pesawat-pesawat tujuan pedalaman Kalimantan Timur (Kaltim) terendam setinggi 10 sentimeter (cm). Tempat parkir pesawat atau apron terendam sekitar 20 cm, sedangkan terminal penumpang terendam 50 cm. Alat pendeteksi barang rusak akibat banjir ini. Menurut Johni, jika hingga besok banjir tidak surut, penutupan bandara diperpanjang. ”Namun, tentunya harus mendapat persetujuan Departemen Perhubungan,” katanya. Banjir di Samarinda sudah berlangsung sejak Senin. Wilayah yang kebanjiran meluas dari tiga kecamatan menjadi enam kecamatan yang dihuni 15.700 keluarga di 12 kelurahan di Samarinda Utara, Samarinda Ulu, dan Samarinda Ilir. Tanggul jebol Dari kota Bandung, Jawa Barat, dilaporkan, Kamis malam lalu tanggul Sungai Cipariuk di Kelurahan Cipadung Kidul, Kecamatan Panyileukan, jebol di empat titik. Akibatnya, 2.400 rumah di Perumahan Bumi Panyileukan terendam. Dua sekolah terpaksa libur kemarin. Dadang, warga, menceritakan, Kamis pukul 18.00 air sungai mulai menggenangi rumah warga. ”Saat itu ketinggian air 30 cm, tetapi satu jam kemudian sudah mencapai 75 cm,” katanya. Menurut Adler Rustam dari Forum Banjir Cipadung Kidul, tanggul di belakang gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) I-II Panyileukan jebol sekitar pukul 17.00. Akibatnya, air bercampur lumpur menggenangi rumah warga dan gedung sekolah tersebut. ”Air yang masuk ke kelas (SDN Panyileukan) mencapai ketinggian satu meter,” tuturnya. Beberapa dokumen penting sekolah ikut terbawa banjir, termasuk sejumlah Surat Keputusan Kepala Sekolah SDN I Panyileukan Subandi. ”Saya belum tahu sekolah libur sampai kapan. Saya berharap Senin pekan depan siswa sudah bisa kembali belajar,” kata Camat Panyileukan Uum Sumiati menimpali penjelasan Rustam. Tanggul sungai yang jebol tidak hanya yang dekat SDN Panyileukan, tetapi juga di RT 03 RW 07, RT 03 RW 05, dan RT 01 RW 14. Itulah sebabnya 2.400 rumah warga di 12 RW kebanjiran. Kemarin banjir sudah surut. Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung Rusjaf Adimenggala mengatakan, banjir itu lebih disebabkan Sungai Cipariuk dan Cisalastri tidak mampu menampung air hujan. (BRO/MHF) Post Date : 29 November 2008 |