Banjir Bandang Terjang Wonosobo

Sumber:Suara Merdeka - 19 Desember 2011
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
WONOSOBO- Banjir bandang dan longsor menerjang Dusun Sidorejo, Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, Minggu (18/12). Banjir menghanyutkan 13 rumah, sementara 14 lainnya rusak berat. Musibah terjadi sekitar pukul 13.30 dan berlangsung selama kurang lebih 30 menit.
 
Dalam kejadian tersebut, satu orang tewas, tujuh kritis, dan 10 yang lain hilang. Korban tewas bernama Triyanti (35), istri Akhul Muslim (40). Korban sedang hamil delapan bulan.
 
Adapun korban luka berat ada tujuh orang yakni Layina (6) dan Alfian (14) yang kemarin dirawat di RSUD Setjonegoro. Korban luka berat lain, yakni Nasir (30), Tuyamah (35), Sri Mustamit (50), Haryanto (35), dan Slamet Widodo (45) dirawat di UGD Puskesmas Kejajar.
 
Sepuluh korban yang belum ditemukan adalah Basirun (40), Ikhwadi (30), Nur Wahyan (40), Ahmad Nasukhun (38), Nafisah (34), Jariyah Muzaqi (45), Beni Iskhaq (25), Ulanti Iskhaq (30), Utami (30) dan Mustamit (45).
 
Banjir juga memaksa 172 keluarga yang terdiri atas 554 orang mengungsi. Mereka untuk sementara ditempatkan di balai desa Tieng, masjid, dan hunian sementara (huntara) di Dusun Rowojali, Desa Sidorejo. Pengungsi yang memiliki anak balita ditempatkan di balai pengobatan Tieng.
 
Banjir bandang ini berasal dari Gunung Pakuwojo, melewati Sungai Ngesong Sidoharjo yang membelah kompleks permukiman desa tersebut.
 
Total rumah yang diterjang banjir ada 27, ditambah gedung TPQ Tieng. Sebuah mobil Xenia AB-1708-NF tertimbun longsoran, satu unit mobil pikup hanyut belum ditemukan.
 
Semalam sekitar pukul 19.30, terjadi longsor susulan di Dusun Sidorejo, tepatnya di dekat longsor yang terjadi tahun 2009. Ketinggian tanah yang longsor kurang lebih 50 meter. Tidak ada korban jiwa, namun longsor tersebut mengakibatkan instalasi air bersih terganggu.
 
Kadus Sirorejo Aris Fatoni mengatakan, 10 warganya belum ditemukan. Banjir juga membuat akses jalan utama menuju Kecamatan Batur, Banjarnegara, tertutup.
 
Menurut Aris, banjir kali ini merupakan pertama kali di desanya. Hujan lebat selama kurang lebih delapan jam menjadi pemicu.
 
Bertambah
 
Koordinator Tim SAR Wonosobo, Muhail, menjelaskan, pihaknya masih mencari korban, termasuk mengecek aliran sungai yang merupakan hilir Sungai Serayu. Dia memperkirakan korban hilang akan bertambah karena ada laporan warga di ladang dari desa tetangga.
 
”Kami masih menelusuri aliran Sungai Ngesong hingga Serayu,” jelasnya.
 
Kabag Humas Pemkab Wonosobo, Agus Wibowo, mengatakan saat ini tim Pemkab berkoordinasi dengan tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, dan Polri mencari korban yang belum ditemukan. Untuk pengungsi, sudah disiapkan makanan dan obat-obatan.
 
”Kami sudah menyiapkan makanan dan obat-obatan untuk pengungsi,” katanya.
 
Bupati Wonosobo, HA Kholiq Arif saat mengunjungi lokasi pengungsian mengatakan, seluruh sumber daya dinas terkait akan dikerahkan untuk membantu proses evakuasi. Selain menelusuri aliran sungai, pihaknya juga akan mengecek ke rumah-rumah penduduk, rumah sakit, dan tempat lain untuk mencari korban yang dilaporkan hilang.
 
”Lokasi bencana sudah dikosongkan. Jalan Dieng ditutup karena akan kami lakukan pembenahan,” katanya.
 
Kholiq Arif menambahkan, pemerintah daerah akan melakukan tanggap darurat selama 10 hari dan mengefektifkan pengamanan selama 24 jam selama proses evakuasi berlangsung.
 
”Kawasan Tieng menjadi perhatian kami. Ini peringatan. Kawasan ini harus dihijaukan,” imbuhnya.
 
Kepala BPBD Jateng Sarwa Pramana semalam langsung mengunjungi lokasi bencana dan menyiapkan bantuan untuk para korban.
 
Camat Kejajar Faisal Ismail mengatakan, pencarian korban semalam sekitar pukul 23.00 dihentikan sementara karena lokasi berkabut dan masih ada ancaman longsor akibat hujan terus mengguyur.  (H67,J13-43)


Post Date : 19 Desember 2011