Banjir Bandang Terjang Sugihan

Sumber:Jawa Pos - 22 November 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

BOJONEGORO - Banjir bandang yang Maret lalu menerjang Dusun Sugihan, Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Kamis (20/11) malam lalu kembali mengamuk di daerah yang sama. Tidak ada korban jiwa dalam bencana ini. Namun, sekitar 300 warga di empat RT di dusun itu mengungsi.

Warga terpaksa menyelamatkan diri karena air yang menerjang rumah mereka semakin deras dan tinggi. Jalur Bojonegoro-Nganjuk dan sebaliknya juga sempat macet karena jalan pun terendam air yang mengalir cukup deras.

''Tidak ada yang berani lewat karena takut terseret arus deras,'' kata Arifin, 40, warga sekitar.

Dia menuturkan, sebelum bah datang daerah itu dan sekitarnya diguyur hujan cukup lebat sekitar tiga jam mulai sehabis magrib. Permukaan air Kali Soko yang melintasi pemukiman warga setempat pun meninggi. Sekitar pukul 21.30, air sudah memasuki pemukiman warga hingga setinggi lutut. ''Saat itu kami langsung mengungsi dan membawa barang seadanya ke tempat aman,'' tuturnya.

Menurut dia, saat air di rumah warga setinggi lutut tersebut sirine dari alat peringatan dini (early warning system) banjir di jembatan Kali Soko berbunyi cukup keras. Hal ini, lanjut dia, membuat warga semakin yakin bahwa mereka harus mengungsi. ''Ternyata memang benar, air cukup tinggi,'' katanya.

Sekitar dua jam kemudian, lanjut dia, air surut. Namun, bukan berarti masalah selesai. Sebab, banjir tersebut meninggalkan lumpur. Di beberapa rumah warga ketebalan lumpur mencapai sekitar 10 cm. Mereka yang masih kuat segera membersihkan lumpur malam itu juga. Namun, tak jarang yang baru membersihkannya kemarin pagi hingga siang. Sebab, mereka kelelahan setelah mengungsi. ''Termasuk rumah saya ini,'' tambah Arifin yang juga baru kemarin membersihkan lumpur di rumahnya.

Dampak lumpur tersebut anak-anak setempat yang hendak bersekolah kemarin pagi terpaksa tidak mengguanakan sepatunya. Mereka baru mengenakan sepatu setibanya di sekolah atau menjelang sampai tempat belajar itu.

Kepala Desa Kedungsumber Didik Saputro kepada wartawan koran ini menjelaskan bahwa tidak ada korban jiwa akibat kejadian itu. Terkait kerugian materi menurut dia masih dihitung untuk selanjutnya dilaporkan ke pemkab. ''Ya, hanya areal sawah yang ditanduri (ditanami, Red) padi serta tanaman lombok, jumlahnya sekitar 10 hektare,'' katanya.

Dia menambahkan, ketinggian air pada banjir bandang kali ini tidak sebesar Maret lalu. Selain itu, meski juga tidak ada korban jiwa, saat banjir Maret lalu banyak gabah warga yang hanyut. Juga, sebuah kandang ternak roboh. (ade)



Post Date : 22 November 2008