SITUBONDO (SINDO) – Banjir bandang melanda Situbondo, Jawa Timur, Jumat (8/2) malam. Hal ini dipicu meluapnya Sungai Sampeyan dan Pelelangan.
Banjir kiriman dari Bondowoso tersebut menyebabkan enam warga tewas terseret arus sungai, sementara puluhan lainnya hilang. Peristiwa tersebut merupakan musibah banjir terburuk sejak 2002 silam. Banjir bandang tersebut merusak sejumlah jembatan serta menggenangi sedikitnya tujuh kecamatan.
Akibatnya, ratusan rumah penduduk dan ratusan hektare sawah terendam banjir. Ketujuh kecamatan yang terendam adalah Situbondo (kota), Panarukan, Panji,Mlandingan,Bungatan, Kapongan, dan Arjasa. Hingga tadi malam, baru tiga korban tewas yang berhasil diidentifikasi.Tiga korban tersebut adalah Jumadin, Imam Miswayu, dan Nasim, warga Kelurahan Patokan/ Kecamatan Kota.
Diketahui, sejak Jumat (8/2) siang Bondowoso diguyur hujan deras selama beberapa jam. Akibatnya, volume air Sungai Sampeyan naik dan melebihi batas maksimal ketinggian air 3,5 m. Luapan air sungai Sampeyan yang mengalir ke Situbondo menggenangi jalan raya, pemukiman warga, gedung perkantoran, dan fasilitas umum lainnya dengan ketinggian mencapai 2 m. Banjir tersebut juga menyebabkan jalur pantura dari dan menuju Surabaya sempat lumpuh selama lima jam,menyusul jebolnya jembatan Parengekan sepanjang 2 m di Desa Panarukan, Situbondo.
Akibatnya, ratusan truk terjebak kemacetan. Untuk mengurangi kemacetan, arus lalu lintas terpaksa dialihkan ke perbukitan Arak-Arak, Bondowoso, dan diteruskan melalui Jember. Kabid Pengairan Dinas Pengairan dan Pekerjaan Umum (PU) Situbondo Eko Prayudi menyatakan, penyebab banjir bandang ialah tingginya curah hujan di Bondowoso.” Jadi,acuan kita adalah kondisi di Bondowoso.
Jika air di sana melebihi batas maksimal, Situbondo banjir,” kata Eko Prayudi kemarin. Wakil Bupati Situbondo yang juga Ketua Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satlak PBP) Soeroso mengatakan, pihaknya masih terus mendata akumulasi korban banjir. ”Pemkab bersama pemprov akan memberikan bantuan bagi para korban,”katanya. Sementara itu, bantuan makanan dan minuman serta pakaian bekas yang sudah disalurkan Satlak belum mencukupi.
Selain makanan dan minuman, warga butuh air bersih karena air bersih yang telah disiapkan di beberapa mobil tangki tersebut malah digunakan untuk membersihkan rumah pejabat. Sementara itu, di tengah musibah banjir, sejumlah warga yang tidak bertanggung jawab sengaja mencuri kabel listrik dan telepon. Sebelumnya, banjir yang terjadi di Bondowoso Kamis (7/2) lalu mengakibatkan 13 kecamatan terendam.
Kerugian ditaksir mencapai Rp18 miliar. Banjir tersebut menyebabkan ratusan bangunan, seperti rumah penduduk, sekolah,jembatan,jalan raya, serta tempat ibadah rusak. Gubernur Jatim Imam Utomo yang berada di Kecamatan Prajekan,Bondowoso, berjanji akan menyalurkan bantuan bagi rumah warga yang roboh serta rusak berat sebesar Rp22 juta yang berasal dari pemerintah pusat dan Pemprov Jawa Timur. (ishomuddin/p juliatmoko)
Post Date : 10 Februari 2008
|