Banjir Bandang Terjang Kota Palopo

Sumber:Koran Sindo - 05 November 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

PALOPO (SINDO) – Banjir bandang menerjang Kota Palopo, kemarin malam.Air bah yang menerjang Kota Sawerigading itu disebabkan luapan Sungai Latuppa dan Pajalesang. 

Akibatnya, sembilan kecamatan di Kota Palopo terendam air. Informasi yang dihimpun SINDO hingga malam tadi,salah seorang bocah perempuan yang berdomisili di Kelurahan Tompotikka,Kecamatan Wara dilaporkan meninggal akibat terseret arus banjir.

Bocah yang berusia empat tahun itu,ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di lokasi yang tak jauh dari kediamannya. Selain menelan korban jiwa, beberapa warga turut mengalami luka-luka akibat terkena balok kayu yang hanyut dibawa air.Salah seorang Tim Rescue Pemadam Kebakaran (Damkar) Palopo,Andi Khalik melaporkan,sejumlah warga mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Sawerigading Palopo.

”Kami sudah melakukan evakuasi terhadap sejumlah korban ke lokasi yang aman dan juga masih melakukan penyisiran untuk mencari korban yang hanyut,”ucapnya kepada SINDO malam tadi. Salah seorang warga Kelurahan Latuppa,Kecamatan Mungkajang,Faly,25,melaporkan,banjir bandang tersebut membuat mereka panik dan bahkan tidak sempat menyelamatkan harta bendanya.

Bahkan puluhan rumah panggung yang berada di kawasan bantaran sungai Latuppa ikut terbawa arus. ”Warga disini telah mengungsi ke sejumlah rumah keluarga yang tidak terkena hantaman banjir,” ucapnya kepada SINDO. Kepanikan warga tidak terhindarkan yang sekitar pukul 19.30 Wita ketika air yang begitu cepat menggenangi kota.

Kepanikan semakin bertambah karena kondisi kota yang gelap gulita karena listrik yang padam sejak pukul 19.00 Wita. Dari pantauan SINDO, air yang datang begitu cepat tidak mampu dihindari.Hanya sekitar 15 menit ketinggian air sudah mencapai sekitar dua meter. Beberapa rumah yang berada di bantaran sungai Latuppa,tepatnya di KM 5 Kecamatan Mungkajang ikut terseret air.

Air yang datang tiba-tiba dengan begitu kencangnya tidak hanya menghancurkan rumah, tapi juga membuat kendaraan bermotor dan mobil ikut terlempar dan terseret. Bahkan,pantauan SINDO sempat melihat seorang warga yang terseret air di tengah jalan. Bencana kali ini merupakan yang terbesar sejak 10 tahun terakhir.

Kondisi kepanikan warga semakin diperparah, tidak hanya karena derasnya arus air, listrik yang mati, juga hujan yang terus mengguyur. Hingga pukul 22.30 Wita malam tadi sejumlah kantor pelayanan publik terendam banjir,sekolah,masjid,Pasar Sentral Palopo,Terminal Dangerakko Palopo,dan rumahrumah.

Informasi dari Tim SAR, kondisi terparah di pusat Kota Palopo. Pukul 22.30 Wita, air sudah surut hingga sebatas lutut orang dewasa. Jalan-jalan terendam lumpur tebal. Jembatan di Jalan Jenderal Sudirman yang terletak di pusat Kota Palopo terputus.

Selain itu, banjir bandang yang melanda Kota Palopo juga mengakibatkan akses transportasi menuju wilayah utara terputus. Sejumlah kendaraan angkutan umum lintas provinsi tak dapat melanjutkan perjalanan menuju Kab Luwu Utara,Luwu Timur,dan Sulawesi Tengah.

Ribuan Warga Mengungsi

Banjir bandang yang melanda Kota Palopo mengakibatkan ribuan warga mengungsi ke lokasi yang tidak terkena banjir atau berada di lokasi ketinggian. Para pengungsi itu memilih mengungsi ke kantor milik pemerintah, seperti Kantor Wali Kota Palopo yang berada di Jalan Jendral Sudirman.

Selain itu, warga yang berada di bagian Utara Kota Palopo memanfaatkan rumah jabatan Wali Kota Palopo di Jalan Veteran untuk dijadikan lokasi pengungsian. Wali Kota Palopo HPA Tenriadjeng juga terlihat langsung melakukan pemantauan di sejumlah lokasi yang paling parah terkena banjir bandang.

Wakil Wali Kota Palopo Rahmat Masri Bandaso, yang juga melakukan pantauan langsung ke lokasi, kepada SINDO mengatakan, langkah pertama yang dilakukan adalah dengan mengevakuasi warga. ”Saya masih sementara memantau.Yang kita selamatkan dulu manusianya.

Sudah diperintahkan kepada camat dan lurah untuk segera membuat posko- posko yang aman. Seperti GOR, sekolah, dan rumahrumah penduduk yang aman,”kata Rahmat. Pihaknya memperkirakan, banjir terbesar yang melanda Kota Palopo diperkirakan merupakan kiriman dari daerah Luwu yang merupakan hulu sungai Latuppa dan Pajalesang.

”Kita juga sudah mengantisipasi banjir susulan dengan membersihkan sampah di jembatan.Melihat banyaknya lumpur, diperkirakan juga terjadi longsor,” ujar dia. Rahmat juga membenarkan adanya seorang anak kecil yang menjadi korban akibat terseret arus. Pukul 00.00 Wita, ketinggian air sudah surut dan sebagian warga telah kembali ke rumahnya.

Rahmat mengatakan, pihak belum bisa memperkirakan berapa jumlah kerugian materil karena banyaknya rumah dan fasilitas yang rusak. ”Belum bisa ditaksir. Kita masih sementara mendata. Cukup besar ini. Ditaksir miliaran karena rumah penduduk banyak yang rusak.

Rumah Sakit AT Medika juga terkena banjir,” kata Rahmat. Selain karena mati lampu saat kejadian, yang semakin membuat warga panik karena saat bersamaan juga terjadi kebakaran di pemukiman warga. (asdhar/mulyadi abdillah)



Post Date : 05 November 2008