Banjir Bandang Terjang Jawa Timur

Sumber:Koran Sindo - 01 Februari 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

PASURUAN(SINDO) – Banjir bandang kembali menerjang Jawa Timur di mana sejumlah wilayah di provinsi tersebut tergenang akibat meluapnya beberapa sungai.

Kerusakan paling parah terjadi di Pasuruan. Sebanyak 16 kecamatan di Kota/Kab Pasuruan terendam air hingga mengakibatkan lima orang meninggal dunia. Selain itu, ratusan rumah rusak, dan ribuan lainnya tergenang air.

Sebanyak 20 jembatan penghubung kecamatan dan desa serta jalan provinsi sepanjang 840 meter juga ikut rusak. Jumlah korban meninggal diprediksi bertambah karena proses evakuasi belum sepenuhnya selesai. Informasi terakhir, ada tiga warga yang dilaporkan hilang.

Banjir juga membuat Pendopo Kabupaten di sisi Timur Alun-alun dan Kantor Pemkab Pasuruan di Jalan Hayam Wuruk berantakan.Berkas-berkas penting di Kantor Dinas Perizinan tak bisa diselamatkan. Pegawai Pemkab pagi kemarin berusaha menyelamatkan arsip-arsip yang tersisa.

Halaman Pemkab berubah menjadi lautan lumpur setebal lebih 5 cm. Banjir bandang datang setelah wilayah Malang dan sebagian Pasuruan diguyur hujan dan angin selama kurang lebih tiga jam sejak pukul 15.00 WIB Rabu (30/1) lalu yang meluapkan empat sungai besar di wilayah tersebut.

Sungai Cerami di Kec Rejoso meluap karena curah hujan di Kec Lumbang yang berada di atasnya cukup tinggi,mencapai 189 mili liter/detik.Sungai Welang meluap setelah Kec Purwodadi diguyur hujan dengan debit 206 mili liter/detik. Ini mengakibatkan banjir di Bangil dan Kraton.

Sementara luapan sungai Larangan Bangil terjadi karena hujan dengan kecepatan 240 ml/detik yang turun di Kec Prigen. Air bah yang datang mendadak ini membuat warga kaget. Mereka tak mengira,hanya dalam satu jam air sudah setinggi atap rumah.Warga yang berada di bantalan sungai tak lagi bisa menyelamatkan harta bendanya.Semua berhamburan keluar rumah menyelamatkan diri menuju jalan raya.

Gubernur Jatim Imam Utomo meninjau lokasi bencana didampingi Wali Kota Pasuruan Aminurokhman dan Bupati Pasuruan Jusbakir Aldjufri. Imam meminta penanganan korban cepat dilakukan.

”Untuk rumah rusak ringan kewajiban bupati dan walikota, untuk yang rusak berat itu gubenur dan yang roboh pusat,”tandas Imam. Banjir juga melanda Ngawi.Sedikitnya empat kecamatan yakni Kwadungan,Pangkur, Geneng, dan Ngawi terendam banjir setinggi lutut orang dewasa.Kerusakan terparah di Desa Dinden, Tirak, Purwosari, Simo, Sumengko,Kendung, Pojok, dan Genangan di Kwadungan.

Banjir menggenangi jalan penghubung antar kecamatan dan jalan penghubung antardesa. Akibatnya,delapan desa di wilayah Kwadungan sempat terisolasi karena akses transportasi mati. Air juga menggenangi ratusan hektare tanaman padi. Menurut Kepala Desa Dinden Sutrisno, banjir terjadi setelah hujan turun selama satu malam.Hujan ini menyebabkan anak-anak Sungai Bengawan Solo yang bertemu di Kec Kwadungan meluap.

”Banjir mulai datang tadi malam sekitar pukul 01.00 dinihari,” ujarnya pada SINDO di lokasi banjir,kemarin. Kejadian ini membuat warga panik, khawatir akan terjadi banjir besar seperti akhir tahun lalu.Warga mengungsikan hewan ternak ke pinggir jalan penghubung Kec Kwadungan dan Geneng.

Warga lainnya tampak memindah- mindahkan barang di dalam rumah ke tempat yang lebih tinggi. Koordinator Satuan Koordinasi dan Pelaksana (Satkorlak) Penanggulangan Bencana Alam (PBA) Ngawi Shodiq Tri mengatakan, pihaknya telah mengirimkan perahuperahu karet dan perahu manual ke titik-titik lokasi banjir.

Selain itu, juga telah disiapkan logistik dan dapur umum bagi warga di tiap kecamatan. ”Mulai pagi (kemarin pagi, red) perahu karet telah kita kirim di lokasi banjir untuk evakuasi warga. Selain itu, kita juga menyiapkan dapur umum,” ujarnya kepada SINDO. Camat Kwadungan Rahardi mengatakan, ratusan rumah warga yang tergenang banjir.Selain itu areal tanaman sawah yang terendam banjir sekitar 1.517 hektare dan tanaman padi yang rusak mencapai 974 hektare.

”Tanaman padi yang tinggal 20 hari lagi panen terancam gagal. Kondisi petani benar-benar terpuruk akibat banjir kedua kalinya ini,”ungkapnya. Menurut dia, wilayah Kecamatan Kwadungan terbagi dalam 14 desa.Pada banjir di penghujung 2007 lalu kawasan desa yang dilanda banjir mencapai 12 desa. Sedangkan, kemarin banjir di wilayah Kec Kwadungan melanda 8 desa.

Sementara, dari jumlah penduduk di wilayah Kec Kwadungan sebesar 28.586 jiwa diperkirakan hampir separuhnya menjadi korban banjir untuk kedua kalinya ini. Bupati Ngawi Harsono mengatakan, banjir yang datang untuk kedua kalinya ini memperberat pemulihan pascabanjir lalu.

Perbaikan infrastruktur dan sarana umum belum dilakukan, termasuk upaya pemulihan sektor pertanian dan tanaman pangan. ”Kondisi petani saat ini benar-benar terpuruk. Oleh karena itu setelah banjir ini reda kami akan bantu benih dan pupuk sekitar 4.000 kuintal,” ujarnya.

Kali Lamong Meluap

Banjir juga melanda wilayah Kab Gresik. Sebanyak enam desa di Kec Benjeng terendam air luapan Kali Lamong dinihari kemarin. Enam desa itu adalah Desa Bulang Kulon,Munggugianti, Sedapur Klagen, Delik Sumber, Bulangmojo dan Desa Kedung Rukem.

Meski tak ada korban jiwa, air sempat ”menenggelamkan” ratusan rumah. Ketinggian air diperkirakan mencapai 40-60 sentimeter.Beberapa warga mengatakan, Kali Lamong meluap pada Kamis kemarin, sekitarpukul05.00 WIB. Warga pun ke luar rumah menyelamatkan hewan ternak.

Kepala Desa Sumber Delik, Sumantri mengatakan bahwa dari sekitar 600 kepala keluarga, rumahnya yang terendam akibat meluapnya Kali Lamong sekitar 400 unit rumah. Sedang area sawah yang terendam sekitar 80 hektare. ”Padahal sawahsawah itu siap panen dalam 1- 2 pekan lagi,”kata Sumantri.

Pemkab Gresik melalui Kabag Humas Mighfar Syukur mengatakan bahwa Bagian Sosial mulai memberikan bantuan berupa karung.Ada 5.000 karung yang sudah didistribusikan ke kecamatan. Selanjutnya karung itu bakal dibuat untuk menahan air supaya tidak meluap.

”Data yang kami dapat ada sekitar enam desa yang terendam. Di antaranya merendam 110 unit rumah, 68 hektare sawah terendam.Kerugian kami perkirakan mencapai Rp82 juta,”tukas Mighfar. ”Hari ini (kemarin, red) pihak kecamatan mulai minta bantuan sembako dan nasi. Nasi itu digunakan untuk warga yang bergotongroyong menahan tanggul,” tambahnya.

Dua Kecamatan Terisolasi

Di Bawean,hujan deras disertai petir terjadi selama tiga jam kemarin,membuat jalur Kec tambak dengan Kec Sangkapura putus. Berdasar laporan Kodim 0817 Gresik, hantaman air lumpur bercampur sampah dari sungai di Tanjungori membuat tiga desa di Kec Tambak yaitu Gresjek,Tanjungori dan Desa Promaan sempat terendam. Sedikitnya, 10 unit rumah rata dengan tanah, delapan di antaranya rusak berat.

Banjir juga merusak dua musala dan satu unit gardu listrik serta jalan kabupaten sepanjang 300 meter, tiga jembatan yang menghubungkan tiga desa tersebut putus. Kapolsek Sangkapura AKP Agus Aji, mengatakan akses jalan yang menghubungkan antara Kec Sangkapura dengan Kec Tambak tertutup total akibat tertimbun tanah longsor.Timbunan tanah di jalan itu sepanjang 150 meter.

”Kami mengupayakan mengevakuasi korban banjir bandang dengan biaya dari kas desa. Bantuan dari pemkab (Gresik) baru nanti pagi (kemarin, red) datang,” kata AKP Agus Aji. Dandim 0817 Gresik, Letnan Kolonel Inf Agus Winarna kepada wartawan, menambahkan, sekarang air sudah surut. Saat ini sudah dilakukan perbaikan antara warga, polisi dan anggota TNI bahumembahu membersihkan tanah yang longsor.

”Juga melakukan pembenahan fasilitas umum yang rusak,”katanya. Camat Tambak M Sofyan mengatakan, Pemkab Gresik akan memberikan bantuan 5 ton beras dan 400 dos mie instan.Sementara untuk perbaikan infrastruktur dibutuhkan survei lapangan.

”Sedangkan untuk perbaikan infrastruktur yang rusak butuh perhitungan teknis dan pasti diperbaiki”,ujar Sofyan. Sementara itu, banjir merusak sebagian jalan di Desa Kucur,Kec Dau,Kab Malang. Banjir yang terjadi pada pukul 14.00 WIB kemarin diakibatkan hujan deras yang terjadi Malang. (rachmad tomy/ muhammad roqib/ashadi ik/zia ulhaq)



Post Date : 01 Februari 2008