Banjir Bandang Terjang Cimahi

Sumber:Pikiran Rakyat - 07 Januari 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

CIMAHI, (PR).- Dua rumah di Jln. Sangkuriang Barat III, RT 1, RW 7, Kel. Cipageran, Kec. Cimahi Utara, Kota Cimahi, ambrol setelah diterjang banjir bandang, Selasa (5/1) petang. Banjir bandang juga merusak 14 rumah warga lainnya sehingga kerugian ditaksir mencapai sekitar Rp 200 juta. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

Rumah yang mengalami kerusakan paling parah adalah rumah milik Hardi Swarso (54) di Jln. Sangkuriang Barat III No. 6. Bagian belakang rumah yang terletak di kawasan miring itu ambrol beberapa saat setelah air setinggi 80 cm menggenangi rumah. Hal yang sama juga menimpa rumah No. 5 milik Teddy (45). Bagian kamar mandi dan tempat jemuran di rumah itu rusak terdorong air.

Amita Herlina (33), salah seorang putri Hardi mengatakan, banjir berasal dari Sungai Curug Malim yang mengalir melewati sawah di seberang rumahnya. Jika hujan turun, air sungai meluap dan membanjiri wilayah persawahan itu. Namun, selama ini, air jarang mencapai rumah warga karena terhalang benteng yang mengelilingi sawah.

"Waktu itu hujan deras sekali sehingga air naik dengan cepat. Tiba-tiba benteng sawah jebol dan air langsung memasuki rumah dengan cepat. Enggak lama, dapur rumah ambrol, suaranya bergemuruh," tutur dia, Rabu (6/1) pagi.

Seluruh peralatan rumah tangga yang berada di dapur rumah Hardi ludes tertimbun longsoran tanah dan air, termasuk kulkas dan dua tabung gas. Dia memperkirakan, kerugian mencapai Rp 100 juta.

Jalan ambles

Ayat Parkayat (55), Ketua RT 1, RW 7, Kel. Cipageran, menyebutkan bahwa banjir bandang juga membuat empat belas rumah lainnya rusak berat, serta mengambleskan jalan kampung sepanjang tiga meter. Menurut Ayat, saat banjir menggenangi rumah, warga nekat melubangi dinding rumahnya supaya air bisa cepat mengalir ke luar rumah. Mereka khawatir, rumah mereka juga akan ambrol seperti yang terjadi pada rumah milik Hardi dan Teddy.

Ayat mengaku baru menerima bantuan berupa sepuluh dus mi instan dan dua karung beras dari Pemerintah Kota Cimahi, yang sudah dibagikan kepada semua korban banjir. Akan tetapi, kebutuhan yang paling mendesak saat ini adalah bantuan material atau dana untuk memperbaiki rumah rusak.

"Saya juga berharap pemerintah segera memperbaiki drainase atau aliran sungai yang melewati kampung ini. Kami khawatir, nanti akan ada banjir bandang susulan kalau hujan deras turun lagi," ungkapnya.

Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran (UPTD Damkar) Kota Cimahi menurunkan tiga unit mobil pemadam kebakaran ke lokasi banjir untuk menyedot air dan membuangnya ke selokan. Menurut Kepala UPTD Damkar Eko Inprasno Survianto, banjir bandang terjadi akibat tunggul di Sungai Curug Malim jebol setelah diterjang air yang meluap. Luapan air kemudian meluas ke area persawahan, yang akhirnya merobohkan benteng dan menghantam perumahan.

Upaya penanggulangan yang dilakukan 10 petugas UPTD Damkar dan 4 anggota Tagana adalah memasang tanggul untuk mencegah air mengalir ke permukiman yang terletak di bawah area sawah. Setelah itu, baru penyedotan dan pembuangan air dilakukan. (A-180)



Post Date : 07 Januari 2010