|
PALU--MI: Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dua pekan terakhir ini dikelilingi banjir bandang disertai tanah longsor yang menelan korban dua orang serta memaksa ribuan orang lainnya mengungsi. Aktivitas perekonomian pun menjadi terganggu, karena banyak jaringan jalan dan jembatan terputus. Informasi dihimpun, Rabu (23/7), menyebutkan banjir terparah melanda Kawasan Batui, Nuhon, dan Mamasa di Kabupaten Banggai. Selain itu banjir parah juga terjadi di kawasan Dataran Bulan dan Tojo di Kabupaten Tojo-Unauna, Bungku Utara di Kabupaten Morowali, serta Palolo di Kabupaten Donggala. Banjir berkepanjangan sejak 9 Juli di Dataran Batui yang dihuni hampir 100.000 jiwa eks transmigran itu telah mengakibatkan sebagian besar rumah penduduk pada tiga kecamatan setempat terendam air hingga setinggi lebih dari dua meter akibat meluapnya sejumlah sungai-sungai besar. Banjir di kawasan lumbung beras kedua terbesar di Provinsi Sulteng ini juga telah menimbulkan kerusakan banyak infrastruktur perekonomian, seperti jalan, jembatan, bendungan dan saluran irigasi. Bahkan selama sepekan kawasan ini sempat terisolasi dari sarana perhubungan darat, selain mengakibatkan ribuan hektar areal persawahan terancam gagal panen. Di Kawasan Nuhon, bencana banjir sempat memutuskan Jembatan Tobelombang, Jembatan Bangketa, dan Jembatan Balingara, sehingga menghentikan arus transportasi angkutan darat selama 10 hari dari dan ke wilayah Timur Provinsi Sulteng. Sekalipun arus transportasi di wilayah ini sejak tiga hari lalu sudah normal setelah dilakukan perbaikan atas semua jembatan yang rusak, banjir di kawasan ini sempat mengakibatkan seorang pengusaha pasir dan kerikil hanyut terseret bersama base kamp perusahaannya. (Ant/OL-01) Post Date : 23 Juli 2008 |