BENCANA banjir bandang kembali melanda lima kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim). Banjir itu dipicu akibat hujan deras di wilayah itu disertai meluapnya Sungai Mekuris dan Semarmendem.
Kondisi itu, yang mengakibatkan sedikitnya 30 unit rumah tergenang dan belasan hektare (ha) tanaman padi terancam gagal panen. “Ada sejumlah desa di Kecamatan Trucuk, yang dilanda banjir bandang. Namun, kondisi terparah berada di Dusun Pasinan, Desa Kanten,” terang Camat Trucuk, Yusnita Liasari, kemarin.
Menurut dia, banjir bandang di wilayahnya terjadi setelah terjadi hujan deras di wilayah perbukitan dan kawasan hutan Resor Pemangku Hutan (RPH) Malo dan sekitarnya sejak Rabu (30/1) petang. Kondisi tersebut mengakibatkan banjir meluap dan merendam 30 unit rumah warga.
Ia menambahkan, selain sempat merendam puluhan rumah warganya, banjir juga menggenangi tanaman jagung dan padi berumur 30 hari dengan luasan mencapai belasan hektare.
Selain menerjang wilayah Kecamatan Trucuk, banjir bandang juga terjadi di empat kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, Jatim, antara lain, Kecamatan Baureno, Kehpohbaru, Kanor, dan Sumberrejo.
Peristiwa serupa juga terjadi di Kabupaten Lamongan, Jatim. Sedikitnya seratusan rumah terendam banjir akibat curah hujan yang tinggi dengan ketinggian setengah meter, kemarin pagi.
Meski demikian, hingga saat ini warga masih bertahan di rumah masing-masing. Banjir juga mengganggu aktivitas warga yang melintas di sepanjang jalan kampung tersebut.
Di Kediri, Jatim, sekitar 100 rumah di kompleks Perumahan Bumi Asri, tergenang banjir hingga 70 cm. Banjir terjadi setelah hujan deras mengguyuri Kota Kediri selama empat jam.
Akibat banjir besar, sebanyak dua ratus warga Desa Lebong Tandai, Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu, terisolasi dan terancam kelaparan. Hal itu karena banjir merusak infrastruktur jalan dan jembatan.
Desa terisolasi
Karena sarana transportasi terputus sejak satu bulan, desa tersebut menjadi terisolasi dan sulit mendapatkan pasokan bahan pokok. Kondisi warga daerah itu sangat memprihatinkan, baik dari pasokan bahan makanan maupun sarana anak sekolah sangat minim karena belum ada perhatian serius dari pemerintah setempat.
“Sampai saat ini harga sembako di desa ini sudah sangat mahal dan menyulitkan perekonomian warga sehingga ratusan warga terancam kelaparan karena tidak sanggup membeli bahan makanan. Hingga saat ini belum ada perhatian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Utara dan Provinsi Bengkulu,” kata Kepala Desa Lebong Tandai Kamarudin.
Harga beras saat ini sudah mencapai Rp20 ribu per enam liter, minyak goreng curah Rp15 ribu per kilogram, dan tepung terigu mencapai Rp10 ribu.
Kenaikan harga kebutuhan pokok akibat musim penghujan juga terjadi di Kota Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel). Lonjakan harga sayurmayur tersebut mencapai 100%.
Harga bayam melonjak dari Rp2.500 menjadi Rp5.000 per ikat. Harga cabai merah keriting sekarang Rp40 ribu per kilogram.
Begitu pun di Bandung, Jawa Barat, sejak beberapa hari terakhir naik harga kebutuhan pokok naik hingga di atas 30%. Kenaikan dipicu terbatasnya stok dari distributor. M AHMAD YAKUB
Post Date : 01 Februari 2013
|