GARUT(SI) – Banjir bandang disertai pasir pada Minggu (11/4) merusak 90 rumah warga di empat desa di Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut. Ke-90 rumah tersebut tersebar di Desa Panjiwangi,Desa Sukawangi, Desa Mekarjaya, dan Desa Rancabango.
Adapun tiga rumah di RT02/ 28, Kampung Cibuntu, Desa Sukawangi, Kecamatan Tarogong Kaler, rusak parah akibat bajir bandang. Ketiga rumah tersebut milik Ujang Hendar,38,Ondi,65,dan Nana,45. “Sebenarnya hujan sudah reda, tapi air sungai tiba-tiba meluap membesarmerendamrumahwarga. Banjir bukan hanya air, tapi juga pasir.Airsungaiyangmeluapseperti airbahitujugamengandungbanyak pasir. Pasir-pasir itu berasal dari Gunung Putri,”ujar Engkus,warga Desa Sukawangi, kepada Seputar Indonesia,kemarin. Sementara,di Kampung Taman Sari, Ny Ottas, 45, terseret banjir, tetapi berhasil menyelamatkan diri.“Sewaktu pulang dari kebun, saya dikagetkan oleh munculnya banjir yang tiba-tiba datang dari arah belakang.Saya panik saat itu. Peristiwanya begitu cepat.
Saya ikut hanyut dalam banjir tersebut,” tutur Ottas yang sekujur tubuhnya dipenuhi luka memar ini. Beberapa infrastruktur jalan di Desa Sukawangi dan lahan pertanian berbagai desa seperti di Desa Mekarjaya dan Rancabango yang terdiri atas areal persawahan dan palawija menjadi rusak parah karena banjir bandang itu. Sebab, ketika kejadian berlangsung,jalan dan lahan pertanian di beberapa desa tersebut tertutupi banjir yang membawa material pasir, kayu, ranting pohon,dan sampah. Di tempat lain, Bupati Garut Aceng H M Fikri mengatakan, pihaknya telah mengimbau warga untuk selalu waspada. Sebab, dikhawatirkan banjir susulan akan terjadi kembali. “Di atas gunung itu masih ada kubangan air dan pasir yang sangat banyak. Dikhawatirkan akan muncul banjir susulan dengan tingkat yang lebih besar bila ada hujan deras kembali.
Makanya, warga diimbau untuk selalu siaga dan mengungsi ke tempat yang lebih aman,” katanya saat ditemui di lokasi kejadian. Hingga kini,pemerintah daerah setempat sudah memberikan bantuan logistik berupa beras dan obatobatan bagi warga desa yang menderita kerugian paling parah,yaitu Desa Sukawangi. Bantuan tersebut langsung diberikan Bupati beserta jajarannya saat meninjau lokasi bencana pada Senin siang.
Gagal Panen
Sebagian warga Desa Mekarjaya dan Rancabango dipastikan gagal panen pada Mei mendatang. Sebab, lahan pertanian mereka yang kurang lebih luas totalnya mencapai hampir lima hektare (ha) tersebut rusak akibat banjir bercampur pasir. Hingga kemarin sore, warga beberapa desa tersebut berupaya membersihkan pasir yang menutupi lahan pertaniannya.Ulloh,45, warga Desa Rancabango,mengatakan pasir bawaan itu menutupi keseluruhan areal lahan sawah yang digarapnya.“Pasir-pasir ini menutup hampir seluruh sawah garapan saya yang luasnya sekitar 500 tumbak.
Kerugian dari sawah saya yang akan dipanen ini saja sudah Rp10 juta. Belum lagi hasil dari sawah warga yang lain,”ujarnya. Sebelumnya warga di dua desa itu sudah beramai-ramai membersihkan pasir yang masih tertimbun di sawah dan sungai sejak Minggu malam. Sebagian besar sungai yang mengairi lahan pertanian mereka pun menjadi dangkal karena timbunan pasir yang cukup tinggi. “Daripada penghasilan kami dari panen tidak ada karena gagal,jadi kami manfaatkan saja pasir ini untuk kemudian dijual. Ya, itungitung membersihkan juga,” ujarnya. Penyebab sebagian besar areal lahan pertanian di dua desa itu dilibas banjir bandang juga karena saluran di gorong-gorong jembatan perbatasan antara Desa Rancabango dan Desa Mekarjaya terlalu kecil.
Warga di kedua desa itu pun juga mengeluhkan hal tersebut. “Gorong-gorong jembatan itu terlalu kecil untuk arus air yang besar. Makanya, airnya bukan hanya merendam sawah, tapi juga meluap sampai ke jalan di atas jembatannya. Kami meminta agar pemerintah daerah memperhatikan keluhan kami ini, yaitu meninggikan jembatan dan memperbesar saluran gorong-gorong,”kata Ujang. (CR – 5)
Post Date : 13 April 2010
|