|
BANDUNG, (PR).Ratusan rumah di lima desa di Kec. Banjaran, Kab. Bandung tergenang air, menyusul banjir bandang di Sungai Cibanjaran, Cisangkuy, dan Citalutug, Selasa (13/3) dini hari. Banjir bandang juga menyapu dua jembatan bambu yang menghubungkan Desa Ciapus dan Desa Banjaran. Kelima desa tersebut adalah Desa Banjaran, Banjaran Wetan, Ciapus, Tarajusari, dan Kamasan. Tiga sungai yang meluap yakni Sungai Cibanjaran, Citalutug, dan Cisangkuy. Semua sungai itu bersumber dari Gunung Malabar dan Gunung Puntang. Banjir bandang bermula saat hujan deras mengguyur wilayah Bandung dan sekitarnya selama satu jam, dini hari kemarin. Seorang warga Kp. Girangdeukeut, Desa Banjaran, Dede Tarsa (57) menuturkan, banjir bandang datang kira-kira setengah jam setelah hujan. Suara air bergemuruh dari arah hulu. Akibat banjir bandang itu, ratusan rumah digenangi air setinggi dada, kata Dede yang rumahnya di bantaran Sungai Cibanjaran. Wilayah itu, terkena dampak banjir bandang paling parah dibanding daerah lainnya di Desa Banjaran. Dede terpaksa begadang semalaman, karena harus mengungsikan barang-barangnya ke tempat yang lebih tinggi. Namun tiga jam kemudian, air kembali surut. Kendati demikian, banjir tersebut meninggalkan lumpur tebal di dalam dan halaman rumah warga. Sekretaris Desa Banjaran, Nanang Ganda Prayitna mencatat, sedikitnya 170 rumah yang tergenang banjir bandang dengan ketinggian 0,5 meter - 1,5 meter. Tercatat dua jembatan bambu yang rusak dan hanyut terbawa arus. Jembatan itu menghubungkan Desa Banjaran dengan Desa Ciapus. Selain Sungai Cibanjaran, puluhan rumah di Desa Tarajusari dan Kamasan juga terkena sapuan banjir bandang dari Sungai Cisangkuy. Namun, dampaknya tak separah yang terlihat di Desa Banjaran dan Ciapus. Banjaran Wetan Banjir bandang juga menyapu wilayah Desa Banjaran Wetan di lima kampung. Sumber banjir bandang tidak hanya dari Sungai Cibanjaran, namun juga Sungai Citalutug serta dua sungai kecil lainnya, yakni Sungai Cikahiyangan dan Cipeusing. Genangan di Kp. Muara adalah yang paling parah dengan ketinggian hingga 1,5 meter. Kepala Desa Banjaran Wetan, Iya Sutia mengatakan, 100 rumah milik warga menjadi korban banjir bandang tersebut. Selain itu, sebuah masjid, musala, dan madrasah di desanya juga tergenang air. Jumlah kerugian ditaksir Rp 75 juta, ujarnya. Menurut dia, banjir bandang adalah peristiwa rutin yang terjadi setiap hujan deras. Bahkan, banjir bandang Maret 2005 menelan dua korban jiwa. Sumber banjir bandang, kata Iya, karena terjadi penyempitan dan pendangkalan sungai akibat semakin luasnya lahan kritis di sekitar hulu sungai di Gunung Malabar dan Gunung Puntang. Sebenarnya kami telah mengajukan proposal ke Pemkab Bandung untuk pembuatan kirmir sepanjang tepi Sungai Citalutug sejak 2003 lalu. Tetapi, hingga sekarang tak pernah direalisasikan, kata Iya. Panjang kirmir yang diajukan 2,5 km. (A-124) Post Date : 14 Maret 2007 |