BANJIR bandang kembali melanda Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur (Jatim). Satu orang tewas terseret arus. Meski telah surut, kini warga kesulitan mendapatkan air bersih karena sumur tercemar lumpur yang terbawa banjir Minggu (2/1) petang. "Rudi tewas setelah terseret banjir," kata Dahono, warga Desa Jati, Kecamatan Karangan, Senin (3/1).
Dahono mengatakan, Rudi Handoko yang mengalami gangguan jiwa menolak ketika sejumlah petugas yang dibantu warga sempat berupaya mengevakuasi. Sebaliknya, korban berkeras tetap tinggal di rumah meski debit air makin tinggi dan cukup deras. Korban ditemukan menjadi mayat tak jauh dari rumah. "Kami sudah berusaha menolong, tetapi dia tidak mau," kata Dahono.
Selain Kecamatan Karangan, banjir melanda dua wilayah lain, Kecamatan Suruh dan Tugu. Di Kecamatan Karangan, paling tidak ada enam desa terendam. Kelimanya Desa Sukowetan, Sumberingin, Karangan, Jati, dan Kedung Sigit. Namun yang terparah di Desa Jati. Di desa itu luapan banjir mencapai atap rumah. Kini setelah surut, warga kesulitan mendapatkan air bersih karena sumber-sumber air tercemar lumpur.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek mulai mendistribusikan air bersih. "Mulai hari ini (Senin, Red) kita sudah mendistribusikan air bersih ke wilayah yang diterjang banjir," kata Kabag Humas pemkab Trenggalek, Yoso Mihardi.
Untuk mempercepat pembuangan genangan banjir pemkab memperbantukan sejumlah mesin pompa air di sejumlah titik banjir. Belum diketahui berapa kerugian materiil akibat banjir bandang yang melanda sejumlah kawasan di Trenggalek ini.
Balita Perlu Makanan
Sementara itu di Pacitan, para pengungsi korban tanah ambles, khusus balita, di Dusun Sono, Desa Kalikuning, Kecamatan Tulakan, Pacitan, membutuhkan bantuan makanan khusus. Bantuan diberikan pemkab baru sebatas kebutuhan makanan orang dewasa. "Makanan yang diberikan hanya untuk orang dewasa seperti nasi, sayur, dan lauk," kata Lilik, warga setempat, Senin (3/1).
Hal serupa diungkapkan Situn, warga lain. Saat ini persediaan makanan untuk anak masih ada. Namun lama-kelamaan akan menipis. Terlebih mereka berencana tetap berada di pengungsian hingga kondisi di tempat tinggal semula aman. "Kalau mereka (balita, Red) terus makan makanan orang dewasa, dikhawatirkan akan sakit karena pencernaannya belum kuat. Kami berharap pemerintah memberikan bantuan untuk balita."
Untuk membantu para korban, Kodim 0801 Pacitan menerjunkan sekitar 100 orang personel TNI AD. Selain membantu proses evakuasi warga, mereka bergotong royong membersihkan rumah milik warga rusak. "Kami akan pertahankan personel hingga wilayah bencana benar-benar aman," kata Komandan Kodim 0801 Letkol (Arh) Muzahar ketika berada di lokasi bencana. David Eka Kuncara
Post Date : 04 Januari 2011
|