|
KAJEN - Banjir bandang merusak 117 rumah warga Dukuh Karangmoncol dan Kutowangi, Desa Windurejo, Kecamatan Kesesi. Menurut Kepala Desa Windurejo Rachmat di temui di lokasi kejadian, banjir bandang terjadi pada Senin (26/12) pukul 14.30. Bencana itu mengakibatkan 100 rumah rusak ringan, 17 rumah rusak berat serta merusak tempat pengeringan padi. ”Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun kerugian materi ditaksir mencapai ratusan juta rupiah,” kata dia. Berdasarkan pantauan di lokasi kejadian, warga bersama TNI, polisi, Taruna Tanggap Bencana (Tagana), relawan PMI, Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) Kecamatan Kesesi bergotong royong membetulkan rumah warga yang rusak serta membersihkan genangan pasir dan lumpur yang masuk ke permukiman warga. Bahkan, DPU Kabupaten Pekalongan menurunkan satu alat berat (eskavator) guna menormalisasi Sungai Gondok serta mengeruk material berupa batu dan pasir yang menutupi jalan di desa tersebut. Plt Kepala Bidang Bina Marga DPU, Sukarjo memperkirakan, luasan material berupa batu, pasir, dan lumpur yang ikut terseret arus pada banjir bandang tersebut seluas 700 m3. Adapun panjang Sungai Gondok yang harus dikeruk sepanjang 350 meter dengan lebar dua meter. ”Kami hanya menangani secara darurat. Yakni memperlancar aliran air di sungai serta membersihkan material batu, pasir dan lumpur yang terbawa arus deras bencana ini,” imbuhnya Menolak Para korban bencana banjir bandang menolak untuk mengungsi ke tenda darurat yang sudah dipersiapkan oleh pemerintah daerah. Mereka lebih memilih mengungsi ke rumah tetangga atau saudara yang tak terkena dampak bencana banjir bandang pada Senin (26/12) lalu. Menurut Kasi Linmas pada Kesbanglinmaspol Kabupaten Pekalongan Arifin, para korban memilih mengungsi ke rumah tetangga atau saudara karena dinilai lebih nyaman, dari pada di tenda darurat. Padahal, pemerintah sudah menyiapkan tenda darurat bagi para korban bencana tersebut. ”Apabila dibutuhkan, kami sudah siap mendirikan tenda darurat,” tandasnya. Untuk meringankan beban warga, pihaknya juga sudah mengirim bantuan logistik berupa beras sebanyak 500 kg, 180 sarden, 23 set peralatan memasak, pakaian dewasa, seragam sekolah, selimut dan martas untuk alas tidur. ”Semuanya sudah dikirimkan hari ini, (kemarin-red).” Pada kesempatan berbeda, ketika di lokasi kejadian Tim SAR gabungan terdiri atas Tagana, TNI, Polri, dan PMI mengalami kesulitan mencari lokasi untuk mendirikan tenda darurat sebagai tempat pengungsian korban banjir bandang yang merusak 117 rumah warga di Dukuh Karangmoncol dan Kutowangi, Desa Windurejo, Kecamatan Kesesi. Hal demikian disebabkan lantaran lahan datar di desa tersebut terbatas. Plt Camat Kesesi Darmastuti mengungkapkan, pemerintah saat ini berkosentrasi mencari lokasi untuk mendirikan tenda darurat bagi korban bencana banjir bandang yang merusak pemukiman warga di desa tersebut. ”Kami sudah mencari sejumlah lokasi untuk pendirian tenda darurat namun karena lahan datarnya terbatas, sehingga kami memilih SD di dukuh tersebut sebagai lokasi pendirian tenda bagi para korban bencana. Lokasi itu atas usulan dari anggota TNI dan Polisi yang iktu membantu pemulihan kondisi di desa terkena bencana tersebut,” ungkapnya. Kendati demikian, lokasi tersebut masih memungkinkan untuk dipindah karena letak SD tersebut berada di sisi utara pemukiman warga serta melewati Sungai Gondok, sehingga dikhawatirkan apabila terjadi bencana serupa akan menyulitkan proses evakuasi serta pemberian bantuan. (H65-48) Post Date : 28 Desember 2011 |