Banjir Bandang Melanda Loksado

Sumber:Media Indonesia - 20 Oktober 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

PULUHAN rumah warga di kawasan terpencil di Desa Mali nau, Kecamatan Lok sa do, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan (Kalsel), Senin (18/10), rusak diterjang banjir bandang.

Infrastruktur desa berupa mu sala, jaringan pipa air bersih, ba lai adat, dan jembatan gantung juga rusak berat. Akibatnya, dae rah yang diterjang banjir terisolasi.

Kepala Bidang Penanggulangan Bencana, Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Hamli, kemarin mengatakan Desa Malinau merupakan desa terparah dilanda bencana.

‘’Saat ini warga korban bencana masih berusaha mengumpulkan puing-puing rumah mereka yang hancur diterjang air bah,’’ ungkapnya.

Desa Malinau berjarak sekitar 40 km dari Kota Kandangan, ibu kota kabupaten dan berada di tepi Sungai Amandit. Di desa itu tercatat 5 rumah warga hanyut, 11 rusak berat, dan 22 rumah lainnya rusak ringan.

Menurut catatan Badan Penang gulangan Bencana Daerah Kalsel, luapan Sungai Amandit ini telah merendam 147 rumah warga di empat desa di Kecamatan Loksado, yakni Desa Malinau, Lok Lahung, Kambitin, dan Lok sado.

Desa-desa tersebut merupakan objek wisata alam andalan Kalsel. Selain Kecamatan Loksado, banjir juga melanda Desa Batubini di Kecamatan Padang Batung. `'Secara keseluruhan ada lima buah jembatan gantung yang putus diterjang banjir sehingga desa-desa tersebut terisolasi,'' tambahnya.

Putusnya jembatan gantung yang menjadi jalan utama menghubungkan desa-desa di kaki pegunungan Meratus ini membuat upaya penanganan bencana dan penyaluran bantuan terkendala. Para petugas terpaksa mengambil jalan memu tar yang jauh atau mengarungi sungai berarus deras untuk menjangkau lokasi bencana.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalsel Zainal Ariffin mengatakan banjir akibat luapan sungai-sungai berhulu di kaki pegunungan Meratus itu terjadi di daerah langganan banjir tahunan.

Diakuinya, 11 dari 13 kabupaten di Kalsel, kecuali Banjarmasin dan Banjarbaru, adalah daerah rawan banjir. Penyebab banjir sendiri selain karena faktor alam berupa cuaca ekstrem, juga akibat kerusakan kawasan hutan dan daerah aliran sungai (DAS). Jalan terputus Banjir setinggi 1 meter dilaporkan menerjang Desa Litamali dan Rainawe di Kecamatan Kobalima, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), kemarin.

Musibah itu menyebabkan satu rumah penduduk di Desa Litamali hanyut terbawa banjir dan 10 hektare tanaman jagung, kacang, dan umbi di Desa Litamali rusak tertimbun lumpur.

Banjir juga mengakibatkan ruas jalan sepanjang 100 meter yang menghubungkan Kecamatan Kobalima dengan Kobalima Timur sampai perbatasan RI-Timor Leste terputus.

Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu karena warga berhasil menyelamatkan diri ke desa tetangga sebelum permukiman mereka diterjang banjir. Jumlah warga yang mengungsi belum dipastikan, tetapi Pemerintah Kabupaten Belu langsung memberikan bantuan makanan dan air bersih kepada pengungsi.

Dari Pati, Jawa Tengah, banjir setinggi 1 meter merendam de lapan desa di Kecamatan Kayen. Banjir juga merendam ratusan hektare sawah dan ratusan rumah warga. Ratusan sis wa pun tidak mengikuti ujian tengah semester karena delapan sekolah diliburkan. Denny Susanto



Post Date : 20 Oktober 2010