Banjir Bandang Lumpuhkan Aktivitas Warga

MUSIBAH banjir di beberapa daerah telah terjadi. Bencana itu tidak hanya merusak rumah, tapi juga sarana infrastruktur penunjang aktivitas warga. Akibatnya, warga terisolasi dan tidak bisa beraktivitas.

 

Seperti dialami warga di Desa Girimukti, Kecamatan Sindangbarang, Cianjur, Jawa Barat (Jabar). Akibat diterjang air bah, jembatan Rawayan sepanjang 70 meter yang menghubungkan antardesa putus sehingga aktivitas warga desa lumpuh.

 

Sama halnya dengan di Desa Gunung Lurah dan Sokawera, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng).

 

Akibat diterjang banjir bandang akhir pekan lalu, jembatan utama yang melintasi Sungai Mengaji juga hancur.

 

Warga pun berinisiatif membuat jembatan darurat untuk lalu lintas sekitar 550 warga. Berdasarkan pemantauan M edia Indonesia, anak-anak sekolah harus melewati jembatan yang terbuat dari bambu. Mereka khawatir jika terjadi banjir lagi, jembatan itu akan hancur.

 

Di Desa Garonggang, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, 23 unit rumah hanyut, 19 rusak ringan, dan 61 terendam air akibat banjir bandang yang menimpa desa tersebut sejak Jumat (19/10) lalu.

 

Lalu di Kecamatan Mappilli, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, akibat diterjang banjir, saluran irigasi di wilayah itu jebol. Petani pun tidak dapat melakukan tanam padi tahun ini.

 

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofi sika (BMKG) mengingatkan penyedia dan pengguna jasa transportasi laut agar mewaspadai gelombang tinggi di Laut Arafura, Maluku, pada 25-30 Oktober 2012.

 

“Gelombang dengan tinggi diprakirakan mencapai 4 meter itu berbahaya untuk armada laut tradisional sehingga perlu diwaspadai sejak dini,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Kifl y Wakanno, kemarin.

 

Peringatan dini itu telah diteruskan ke sembilan bupati dan dua wali Kota di Maluku, termasuk BPBD untuk mengawasi setiap perusahaan jasa pelayaran yang armadanya melintasi Laut Arafura pada periode tersebut. (LD/Ant/N-3)