|
BANJIR empat hari terakhir di Kota Samarinda melumpuhkan sejumlah kawasan bisnis di ibu kota Kalimantan Timur tersebut, antara lain di Jl Dr Soetomo, Jl Cendrawasih, dan Jl Belibis. Kendaraan sama sekali tidak bisa melalui kawasan itu akibat terendam air 1 meter sampai 1,5 meter. Air bah juga merendam landasan pacu (runway) bandara setempat yang mencapai 20-30 cm sehingga transportasi udara di kota itu lumpuh total dalam tiga hari terakhir. Beberapa kawasan padat penduduk yang terendam air kini menjadi daerah terisolasi karena hanya bisa dijangkau menggunakan perahu, ditambah lagi dengan terhentinya layanan air bersih dan listrik. Banjir yang melanda Kota Samarinda tersebut telah merendam sekitar 10 ribu KK atau sekitar 40 ribu jiwa. Saat ini pemerintah telah berupaya untuk mengantisipasi meluasnya banjir. Selain itu, telah disalurkan berbagai sembako dan alat transportasi, seperti perahu karet, dan tempat pengungsian. Banjir bandang itu juga membuat 90 gardu listrik yang berkapasitas 10 Mw milik PLN Kalimantan Timur terendam air. Akibatnya, sekitar 16.500 aliran listrik pelanggan terpaksa dipadamkan. Pemadaman itu dilakukan untuk mengantisipasi rusaknya gardu yang dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar sehingga dapat mengakibatkan pemadaman dalam waktu yang cukup lama. ''Kita padamkan untuk sementara karena 90 gardu dengan kapasitas 10 Mw terendam air dan juga curah hujan masih tinggi. Pemadaman ini belum tahu kapan berakhir,'' kata Kepala Humas PLN Kaltim Mac Paul Politon. Dalam satu bulan selama November 2008, Kota Samarinda menderita dua kali banjir besar, yaitu pada 4 November dan terakhir sejak 27 November hingga kini. Banjir susulan sejak 27 November 2008 ini disebut-sebut sebagai banjir terburuk yang nyaris sama dengan kasus 1998 yang juga merendam landasan pacu bandara setempat. Di sisi lain, Kepala Bandar Temindung Samarinda, Bambang Darmawan, mengatakan penutupan bandara berlangsung hingga satu minggu ke depan. Terhitung ditutupnya bandara sejak tanggal Rabu (26/11). Ketinggian air di bandara itu mencapai 1 meter. Akibatnya, semua lokasi bandara terendam air, yakni apron, ruang tunggu, dan landasan pacu. Pelayanan penerbangan ke sejumlah daerah dari Kaltim terpaksa dipindahkan ke Bandara Sepinggan Balikpapan. ''Yang terpenting adalah kondisi landasan pacu harus benar-benar steril sebelum bandara dioperasikan kembali,'' ujarnya. (Tim/N-2) Post Date : 01 Desember 2008 |