Banjir Bandang Landa Pesisir Selatan, 90 Rumah Rusak, 450 Jiwa Mengungsi

Sumber:Media Indonesia - 26 Februari 2006
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
PADANG--MIOL: Sebanyak 90 lebih rumah hanyut dan rusak, sementara 450 jiwa mengungsi akibat banjir bandang yang melanda Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatra Barat, sejak Sabtu (25/2) malam hingga Minggu (26/2).

Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Pessel Sabrul Bayang mengatakan puluhan rumah warga yang hanyut itu dalam kondisi rusak parah. Sementara itu, warga terpaksa mendirikan tenda-tenda darurat dan sebagian menumpang ke rumah kerabat.

Selain itu, akibat meluapnya Batang Lengayang dengan ketinggian sampai dua meter itu, sekitar 50 ekor sapi dan kerbau milik warga juga mati, sedangkan 30 ekor lainnya masih hilang.

Sementara itu, hubungan dua kampung (desa) yaitu kampung Akad dan Kampung Pasir Lawas putus total karena jembatan gantung sepanjang 60 meter hanyut terbawa air.

"Pemkab belum menaksir berapa kerugian yang dialami warga. Namun yang jelas saat ini warga butuh bantuan makanan," katanya.

Sabrul mengatakan sejauh ini baru satu orang yang meninggal, Niat, 70. Namun korban meninggal karena serangan jantung setelah mendengar datangnya banjir.

Selain itu, menurutnya, di Kecamatan Lenggayang air dengan ketinggian satu meter lebih juga merendam puluhan rumah di kecamatan Tapan dan Indera Pura.

Sementara Asnul Chan, anggota Masyarakat Anti Illegal Logging (MAIL) Sumbar yang sedang mengadakan investigasi pembalakan liar di daerah itu mengatakan, menurut pengakuan masyarakat setempat, banjir yang dibawa Batang Lengayang kali ini termasuk paling besar. Sebelumnya, sungai tersebut belum pernah meluap sebesar itu.

Batang Lengayang mengalir dari hutan lindung Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) melalui beberapa nagari (desa) sejak dari Koto Pulai, Koto Baru hingga ke Kambang. Sepanjang sungai itu, terbentang persawahan milik warga dan juga pemukiman penduduk.

TNKS di wilayah itu, sejak lama sudah jadi ajang pencurian kayu tak terkendali. "Diduga, banjir ini akibat pembalakan liar yang sudah terjadi belasan tahun itu," kata Koordinator MAIL Vino Oktavia Mancun kepada Media Indonesia, Minggu (26/2). (JN/HR/OL-1)Penulis: Joni Syahputra

Post Date : 26 Februari 2006