|
TAPANULI UTARA(SINDO) – Sedikitnya 10 hektare (ha) sawah warga luluh lantak diterjang banjir bandang di Kecamatan Garoga, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput),kemarin. Banjir sempat membuat akses transportasi ke wilayah itu terputus. Meski tak ada korban jiwa, masyarakat setempat menjerit karena areal sawahnya yang telah ditanami padi berusia dua bulan itu kini berantakan dan tidak bisa dipanen lagi. Sawah warga di Desa Gonting Salak itu tertimbun bebatuan, pasir, dan lumpur yang terbawa luapan air dari Aek Siangkaton, sebuah sungai besar yang mengalir di daerah tersebut. ’’Korban jiwa tidak ada, yang rusak hanya persawahan. Data sementara sawah yang rusak 8 ha. Areal persawahan lain belum dihitung,”ungkap Camat Garoga Tumbur Hutabarat kepada SINDO kemarin. Berdasar informasi yang dihimpun SINDO, luapan sungai sudah terjadi pada Jumat (4/9). Banjir ini merupakan yang ketiga kali dalam sepekan terakhir. Selain banjir bandang, sebuah jalan dilaporkan terputus total akibat longsor sedalam 7 meter menuju lokasi perkampungan Gonting Salak. Terputusnya akses jalan tersebut membuat warga dan pemerintah setempat terkendala mendapatkan informasi dan mengirimkan bantuan. Apalagi, di daerah ini jaringan komunikasi tidak ada. Saat ini, pihak kantor camat setempat telah melaporkan kejadian tersebut ke pemerintah kabupaten (pemkab). Aparat pemerintah di jajaran kecamatan pun telah diturunkan terjun ke lokasi bersama masyarakat dan pihak kantor camat. Aparatur pemkab mencoba mempercepat perbaikan jalan agar dapat dilewati. Untuk menuju lokasi bencana, petugas terpaksa berjalan kaki sekitar 17 km.Demikian juga areal persawahan yang tertimbun material lumpur saat ini terpaksa dibersihkan seadanya saja oleh warga. Pemkab Taput melalui Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Informasi Benny Simanjuntak menyatakan, pemkab belum menerima laporan resmi secara tertulis terkait total kerugian warga. Pemkab juga masih mengumpulkan data-data dari lokasi kejadian dan mencoba berkoordinasi dengan beberapa dinas terkait dalam penangan bencana itu. ’’Kalau semuanya sudah rampung, kami akan segera menyalurkan bantuan kepada warga.Selain itu,kami masih menunggu laporan dari lapangan,”paparnya. Kepala Dinas Pertanian Taput Darmi br Siahaan menyatakan akan meninjau lokasi tersebut. Dia sudah memerintahkan petugas penyuluh pertanian (PPL) turun memeriksa kerusakan sawah warga. ’’Nanti saya akan turun melihat seperti apa kerusakannya. Selain itu, kami berharap gotong-royong antar warga membersihkan pasir,” ujarnya. Terkait perbaikan sawah warga, Darmi berjanji akan melihat dulu kondisi kerusakannya. Jika sawah bisa ditanami kembali, Dinas Pertanian akan segera menyalurkan bibit padi kepada warga.’’Namun, itu kan harus melihat musim dan kondisi kerusakan juga. Jadi, kami tidak menyarankan untuk langsung ditanami padi,”tandasnya. Salah seorang warga A Pardosi, 54, kepada SINDO,mengeluhkan kerugian yang dialaminya. Sebab,areal sawah yang digarapnya merupakan satu-satunya sumber penghidupan keluarga.’’Kami harus menunggu satu musim tanam lagi agar dapat mencari nafkah. Sementara itu,kebutuhan hidup harus dipenuhi setiap hari,”tandasnya. (baringin lumbangaol) Post Date : 11 September 2008 |