|
BANDA ACEH (Media): Banjir bandang melanda Lawe (sungai) Mengkudu, Desa Mengkudu, Kecamatan Darul Hasanah, Kabupaten Aceh Tenggara, dini hari kemarin. Banjir kiriman tersebut mengakibatkan sedikitnya 15 orang tewas, puluhan lainnya hilang, dan ratusan rumah hanyut terbawa arus. Menurut informasi yang dikumpulkan Media dari warga setempat, air bah tersebut datang tiba-tiba dari atas gunung dengan suara bergemuruh sekitar pukul 01.00 WIB. Akibatnya, banyak warga di sekitar aliran sungai yang sedang tidur lelap tidak sempat menyelamatkan diri sehingga terbawa air bercampur lumpur dan kayu-kayu. Sebagian warga lain berhasil melarikan diri. "Air datang sangat cepat. Suasana sangat kacau. Orang-orang panik dan berteriak, 'Tolong, tolong,' di kegelapan," kata seorang warga. Wakil Bupati Aceh Tenggara Darmansyah Selian yang dihubungi Media kemarin mengatakan banjir yang melanda Lawe Mengkudu, sekitar 10 km dari Ibu Kota Kutacane, itu hanya berlangsung sekitar 30 menit. Namun, air bah setinggi tiga meter itu meratakan sedikitnya 490 rumah yang ada di aliran sungai tersebut. Hingga kemarin siang, jumlah korban tewas yang telah dievakuasi sebanyak 15 orang dan puluhan lainnya masih dinyatakan hilang. Darmansyah menyatakan, pencarian korban oleh relawan Palang Merah Indonesia dan aparat TNI/Polri terus dilakukan, karena diperkirakan masih banyak mayat yang tertimbun lumpur dan kayu. Lawe Mengkudu dan Lawe Gerger merupakan anak Lawe Alas, sungai terbesar di Aceh Tenggara. Hulu sungai-sungai tersebut berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Kawasan itu diguyur hujan lebat sepanjang hari pada Selasa (26/4), sebelum banjir melanda. Air bah yang datang tiba-tiba kemarin itu membawa kayu-kayu, lumpur, dan batu dari Gunung Leuser. Selain korban meninggal dan hilang, sebanyak 28 orang mengalami luka berat dan kini dirawat di Rumah Sakit Umum Syahbuddin Kutacane. Darmansyah menyatakan, akibat musibah tersebut 142 orang dari dua desa, Desa Jongar dan Desa Lawe Mengkudu, terpaksa mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Pada 2 November 2003, air bah serupa melanda Sungai Bahorok di Langkat, Sumatra Utara, yang juga berhulu di kawasan Gunung Leuser. Sekitar 150 orang tewas dan ratusan lainnya hilang dalam bencana itu. Penebangan hutan di kawasan Leuser disebut-sebut sebagai penyebab banjir bandang tersebut. Di Nusa Tenggara Timur, gelombang pasang setinggi tiga meter menghanyutkan sedikitnya 120 rumah warga di Ende dan Ende Selatan, Flores. Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu, tetapi ratusan warga terpaksa mengungsi. (HP/PO/Hru/X-7) Post Date : 28 April 2005 |