TIGA kecamatan, Cikelet, Cibalong, dan Pameungpeuk di Kabupaten Garut bagian selatan Jawa Barat dilanda banjir bandang. Ribuan rumah warga rusak akibat tersapu banjir dan lumpur, serta sembilan warga dilaporkan tewas.
Informasi yang diperoleh Jurnal Nasional, Minggu (8/5) menyebutkan, peristiwa itu terjadi pada Jumat malam (6/5) dan berlangsung selama empat jam setelah hujan lebat mengguyur wilayah utara yang berada di dataran lebih tinggi.
Bupati Garut Aceng HM Fikrie dalam rilis yang diterima Jurnal Nasional, Minggu (8/5) menyebutkan, dampak banjir bandang tersebut ribuan rumah warga mengalami rusak ringan dan berat.
"Sedang jumlah warga yang menjadi korban tewas tercatat sembilan orang dan semua sudah teridentifikasi. Sebagian besar korban adalah warga Kecamatan Cikelet dan seluruh korban tewas umumnya terbawa arus banjir yang datang dengan cepat," katanya.
Secara keseluruhan kata dia, banjir bandang tersebut menimpa 2.700 kepala keluarga. Meski kondisi terparah dialami tiga kecamatan, yakni Kecamatan Cikelet, Cibalong, dan Pameungpeuk, kejadian itu juga mengenai sebagian wilayah Kecamatan Cisompet dan Kecamatan Kertamukti.
"Dari data sementara, akibat banjir bandang tersebut tercatat ada 59 rumah hancur total, 342 rumah mengalami rusak berat dan 1.532 rumah lainnya mengalami rusak ringan. Kondisi paling parah dialami Kecamatan Cikelet pada dua desa," katanya.
Namun Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, Sigit Udjwalprana saat dikonfirmasi menambahkan, kejadian itu juga mengakibatkan 13.559 hektare sawah terendam banjir.
"Juga terjadi kerusakan berat pada 30 jembatan yang ada di tiga kecamatan tersebut nyaris tidak bisa digunakan lagi. Sedang sembilan korban tewas, sudah ditemukan namun baru tujuh jenazah yang baru bisa terindintifikasi," ucapnya.
Adapun nama-nama ke sembilan warga yang menjadi korban banjir bandang itu adalah Yuningsih (30), Yoga (16), Heri (12), Hasanah (40), Risman (17), Yusuf (11), Rohanah (8), Dewi (7), serta Saeful Hayat (47).
Camat Cikelet, Rosyidin yang berhasil dihubungin menyebutkan, sampai kini pihaknya masih melakukan pendataan warga di sana. Namun ditegaskan, hampir sebagian besar korban tewas memang warga Cikelet.
"Kami juga masih melakukan pencarian korban karena ada laporan masuk yang menyebutkan bahwa masih ada yang hilang. Karena kejadian banjir bandang pada malam hari, hampir semua korban tewas hanyut terbawa arus deras yang berlangsung beberapa jam," ungkapnya.
Dia menegaskan, tidak menutup kemungkinan jumlah korban bertambah karena kondisi lumpur yang menerjang permukiman warga cukup tebal. Bisa saja ada korban yang terbenam di dalam lumpur.
Gubenur Jawa Barat Ahmad Heryawan dilaporkan telah mengunjungi lokasi kejadian pada Sabtu (7/5) kemarin dan telah memberikan bantuan untuk perbaikan rumah yang rusak sebesar Rp5,5 miliar.
Dana bantuan Rp5,5 miliar tersebut dan sejumlah keperluan logistik langsung diterima secara simbolis oleh Bupati Garut Aceng HM Fikrie. Dalam rilisnya, Ahmad Heryawan menyatakan, bahwa rencana rehabilitasi dan rekonstruksi untuk wilayah di beberapa kecamatan yang tertimpa banjir bandang di Kabupaten Garut sudah direncanakan.
"Untuk rumah rusak berat, Pemprov Jabar akan memberikan bantuan Rp15 juta dan rumah rusak ringan sebesar Rp10 juta. Diharapkan semua bisa berjalan lancar," tuturnya. Robby Sanjaya
Post Date : 09 Mei 2011
|