Malang, Kompas - Banjir bandang menerjang Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (24/2) sekitar pukul 16.00. Akibatnya, dua orang tewas dan sedikitnya 10 rumah rusak berat terendam air bah.
Korban tewas adalah satu dari empat warga yang terseret arus di Kali Konto. Korban tewas lain adalah pengendara sepeda motor yang tertimpa pohon di Dusun Ngeprih. ”Identitas kedua korban belum diketahui,” kata Kepala Seksi Sandi dan Telekomunikasi Pemkab Malang Bagyo Setiyono.
Banjir bandang melanda Kali Konto di Pujon, tepatnya sepanjang wilayah Mantung hingga Ngeprih. Banjir terjadi setelah wilayah Malang Raya diguyur hujan deras pada Rabu sore.
Menurut Bagyo, banjir juga merusakkan jembatan bailey pengganti Jembatan Ngeprih di Desa Bendosari, Kecamatan Pujon, yang ambles pertengahan Januari 2010. Akibatnya, arus lalu lintas di sepanjang Pujon padat merayap. Hanya kendaraan kecil yang bisa lewat. Kendaraan besar harus menunggu verifikasi keamanan jembatan dari petugas Balai Besar Binamarga Jatim.
Pada hari yang sama, puluhan hektar sawah di Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, terendam banjir. Petani mengeluhkan biaya produksi yang naik berlipat akibat tingginya biaya perawatan tanaman yang rusak, bahkan harus menyemai ulang.
Sedikitnya ada tiga desa di Kecamatan Gampengrejo yang sawahnya terendam, yakni Sambirejo, Sambiresik, dan Kwadungan. Banjir juga merendam tanaman bawang merah.
Sukardi (50), petani di Desa Sambirejo, mengatakan, luas tanaman padi yang terendam di desanya lebih dari 20 hektar. Sawal (45), petani di Desa Kwadungan, mengeluh, ia sudah tiga kali mengganti tanaman padinya yang rusak karena terlalu lama terendam banjir. ”Akibatnya, biaya produksi yang biasanya cukup Rp 1,5 juta sekarang hampir Rp 3 juta. Padahal, kami tidak yakin apa bisa panen kalau kondisinya terus begini,” katanya.
Selain di Kecamatan Gampengrejo, banjir juga merendam tanaman padi di Desa Jati, Kecamatan Tarokan.
Di Tegal, Jawa Tengah, sedikitnya tujuh tanggul sungai dan saluran irigasi rusak akibat hujan selama Januari hingga Februari. Sebanyak 26 sungai dalam kondisi kritis. Kerusakan tanggul dan saluran irigasi mengancam warga dan mengganggu irigasi sawah.
Di Kota Jambi, sekitar 500 rumah warga di Kelurahan Legok, Kecamatan Telanaipura, terkena banjir. Akibatnya, warga harus menggunakan perahu untuk beraktivitas keluar rumah karena kedalaman banjir mencapai satu meter. Warga tidak mengungsi karena sebagian besar tinggal di rumah panggung.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII Soekotjo Tri Sulistyo, Rabu di Kota Palembang, menyatakan, bencana banjir yang melanda Sumatera Selatan dan sekitarnya beberapa hari terakhir terutama dipicu rusaknya daerah aliran sungai hulu Musi. Sementara itu, di wilayah hilir dan muara Musi, proses intrusi air laut kian masif.
Akibatnya, air di bagian tengah sungai sepanjang 600 kilometer ini meluap dan menggenangi sebagian daerah di Sumsel.(DIA/NIK/WIE/JON/ITA)
Post Date : 25 Februari 2010
|