Banjir Bandang di Morowali, 40 Hilang

Sumber:Koran Sindo - 24 Juli 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
PALU (SINDO) Banjir bandang disertai tanah longsor di Kab Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng), sampai tadi malam, telah merenggut delapan korban tewas. Sedangkan sekitar 40 orang lainnya masih dinyatakan hilang.

Seluruh korban tewas dan hilang adalah warga Desa Uwe Ruru, Kec Bungku Utara, kata Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial (Dinkessos) Kab Morowali, Rosmaniel Songko. Dia melanjutkan, sebagian besar korban tewas dan dinyatakan hilang adalah yang tertimbun longsoran tanah dari perbukitan Lemo.

Diperkirakan ada sekitar 40 rumah warga setempat yang luluh lantak tertimbun tanah. Proses evakuasi dan pencarian korban hilang terus dilakukan aparat terkait. Namun, hujan deras yang terus mengguyur serta medan yang masih rawan longsor menyulitkan proses evakuasi itu.

Kondisi ini juga membuat tim evakuasi yang dipimpin Kapolsek Bungku Utara, sepanjang Senin siang, kesulitan mendekati lokasi longsor untuk melakukan pencarian, katanya. Sulitnya medan ini juga diakui Bupati Morowali Datlin Tamalagi. Hingga tadi malam dia mengaku kesulitan mengetahui kondisi warganya yang menjadi korban.

Kami belum bisa mengetahui kondisi mereka saat ini. Karena, saya dan tim SAR belum bisa tembus ke lokasi banjir akibat kondisi transportasi yang sulit, kata Drs Datlin Tamalagi. Data sementara yang dihimpun Pemkab Morowali menyebut, banjir bandang telah menggenangi empat kecamatan di wilayah itu, yakni Kec Bungku Utara, Soyo Jaya, Mamsalato, dan Petasia.

Sebanyak 11 desa yang diterjang banjir di Bungku Utara adalah Desa Baturube, Tokala Atas, Tirongan Atas, Tirongan Bawa, Kalomban, Uwe Wajo, Uwe Masi, Uwe Ruru, Wo,on Parigi, Tana Naganya, dan Siliti. Di Kecamatan Soyo Jaya terdapat enam desa, yakni Lemban Semara, Tambayoli, Tadoyando, Tamainusi dan Sumara Jaya.

Wilayah Kec Petasia yang tersapu banjir umumnya adalah lahan pertanian yang meliputi 11 desa, yakni Tompira, Bunta, Koromotautu, Tampalowo, Onepute, Mondove, Moleono, Gandaganda, Togo Mulia, Tiu, dan Koya. Sementara itu, bantuan bahan makanan dengan menggunakan kapal laut yang disalurkan ke wilayah Bungku Utara sejak kemarin telah tiba di Pelabuhan Baturube.

Namun, proses distribusi belum berjalan maksimal karena keterbatasan sarana transportasi seperti perahu karet. Kendala ini diakui Camat Bungku Utara, Terhar Lawandi. Distribusi bantuan ke titik pengungsian hanya mengandalkan tenaga manusia dengan cara dipikul, selain motor tempel milik warga, katanya.

Sebelumnya, di Jakarta, Wakil Ketua Komisi VIII DPR mendesak Departemen Sosial bertindak sigap menanggulangi dampak bencana. Menurutnya, sistem bantuan sosial sudah terbangun dan per kabupaten sudah disediakan gudang bantuan logistik beras sebanyak 50 ton yang bisa digunakan sewaktu- waktu. (ant/abdul malik)



Post Date : 24 Juli 2007