|
PASURUAN (Media): Dua orang tewas terseret arus air dan ratusan rumah terendam akibat banjir bandang yang melanda Kabupaten Pasuruan dan Mojokerto, Jawa Timur (Jatim), kemarin. Banjir di Pasuruan melanda lima wilayah kecamatan, yakni Kecamatan Grati, Wanongan, Bangil, Pasuruan Kota, dan Kecamatan Kedung Paron. Sedangkan di Kabupaten Mojokerto, yang dilanda banjir adalah wilayah Kecamatan Sooko, Gondang, Jati Rejo, Trowulan, Jati Anyar, dan Kecamatan Bangsal. Pantaun Media dari udara bersama tim Sampoerna Rescue terlihat separuh Kota Pasuruan digenangi air. Jalur lalu lintas dari Surabaya ke Probolinggo terputus, karena ketinggian air mencapai sekitar satu meter. Kendaraan yang telanjur masuk kota terpaksa berhenti di tengah kota, sedangkan yang belum masuk kota dialihkan ke jalur Pandaan untuk menghindari kemacetan. Banjir mulai merendam wilayah tersebut sekitar pukul 03.00 dini hari, setelah hujan deras bersamaan dengan pasangnya air laut. Dalam hitungan jam, air langsung mengenangi rumah penduduk di lima kecamatan hingga mencapai ketinggian sekitar satu meter. Warga kemudian berbondong-bondong keluar rumah untuk menyelamatkan harta benda mereka. Bahkan, sedikitnya 1.300 jiwa diungsikan ke jalan dan lapangan yang luput dari bencana itu. Air juga menggenangi beberapa sekolah, sehingga kegiatan belajar mengajar diliburkan. Sebuah perusahaan, PT Ciel Samsung, juga terpaksa meliburkan karyawannya karena pabrik terendam banjir. Satu korban tewas di kabupaten ini bernama Sumaiyah, warga Kedung Paron. Dia terseret air dan jenazahnya ditemukan sekitar satu kilometer dari rumahnya. Sementara itu, korban tewas dalam bencana yang sama di Mojokerto adalah seorang anak berusia 3,5 tahun. Banjir di Kabupaten Mojokerto juga menenggelamkan sebagian wilayah itu. Banjir yang mencapai ketinggian sekitar 1,5 meter terjadi akibat jebolnya tanggul Sungai Brangkal setelah wilayah tersebut sejak malam diguyur hujan deras. Hujan deras di Kota Malang sejak Selasa (3/2) malam juga menyebabkan banjir, sehingga ratusan warga yang tinggal di sepanjang tepi Sungai Brantas terpaksa mengungsi karena rumah mereka terendam. Akibat bencana ini sedikitnya 200 rumah rusak berat. Perahu hanyut Banjir kembali melanda Kabupaten Kendal, Jawa Tengah (Jateng). Hujan deras sejak Selasa pagi mengakibatkan Kali Kuto dan Kali Bodri meluap dan sedikitnya 600 rumah di Desa Gempolsewu dan Desa Bangunsari, Kecamatan Patebon terendam. Banjir juga mengakibatkan sekitar 50 perahu nelayan yang ditambatkan di Kali Kuto hanyut ke laut. Pantauan Media hingga kemarin petang, luapan air dua sungai tersebut belum surut, sehingga ratusan keluarga mengungsi ke tempat aman. Mereka khawatir banjir semakin tinggi karena hujan tidak kunjung reda. Hujan lebat yang mengguyur pantai utara (pantura) wilayah Kabupaten Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, dan Semarang itu mengakibatkan ketinggian air di Kali Bodri meningkat dari empat meter menjadi enam meter lebih. Dari Banjarmasin dilaporkan, korban tewas akibat bencana banjir yang melanda sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) sejak bulan lalu terus bertambah. Sedikitnya tercatat lima orang ditemukan tewas akibat terseret arus sungai dan tersengat aliran listrik. Muhammad Taufik, Camat Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, kemarin, mengatakan, di wilayahnya tercatat tiga orang meninggal dunia. Laporan adanya korban tewas terseret arus sungai, sebelumnya juga terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Tabalong. Ratusan warga di 31 kelurahan dari 14 kecamatan yang berada di bantaran Sungai Code, Gajah Wong, dan Sungai Winongo, Yogyakarta, terancam banjir dan tanah longsor. Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Yogyakarta Poedjo Widodo, selaku pelaksana harian Satuan Pelaksana (Satlak) Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (PBP), meminta masyarakat untuk melaporkan kondisi tanggul yang ada di daerah masing-masing kepada instansi terkait, seperti lurah atau camat. (FL/FM/AS/DY/SO/N-3) Post Date : 05 Februari 2004 |