|
Banjir yang mengakibatkan meluapkan sungai Batang Badak itu juga merusak sekitar 450 haktare sawah warga. Mereka yang luka dirawat di Puskemas terdekat, sementara yang selamat diungsikan ke tempat yang lebih aman. Tidak ada korban jiwa dalam banjir bandang tersebut, namun kerugian ditaksir mencapai Rp 50 miliar. Banjir menyapu lahan pertanian di desa (nagari) yaitu Sitalang, Batu Kambing, Sitanang dan Bawan serta merusak enam buah jembatan. Jembatan dengan panjang 30 meter itu, telah melumpuhkan hubungan lalu lintas antar desa dan kecamatan. Banjir juga merusak lima irigasi teknis, instalasi PLN dan jalan raya sepanjang 500 meter. Satu masjid juga dilaporkan rusak. Galodo terjadi menyusul hujan lebat di lokasi kejadian yang menyebabkan sungai Batang Badak meluap oleh banjir bandang Kamis (14/7) sekitar pukul 18.00 WIB. Mengingat hujan yang amat lebat, warga pun bersiaga menjauhi sungai. Dengan demikian korban bisa dihindari. Galodo juga disertai ratusan ribu kubik tanah dan lumpur serta potongan kayu gelondongan, sehingga menyebabkan sungai Batang Badak meluap. Tanah, lumpur dan potongan kayu gelondongan itu diduga berasal dari kaki Bukit Tamunti di hulu sungai Batang Badak yang disinyalir kawasan illegal logging. Penebangan liar di kawasan hutan Sitanang ini memang sudah berlangsung lama. Pjs Bupati Agam, Sultani Wirman, mengatakan korban yang luka-luka telah dievakuasi ke rumah sakit dan puskesmas terdekat. Warga yang rumahnya rusak dievakuasi ke tempat yang lebih aman Saat ini sudah berdiri sejumlah Posko Bencana. Di setiap desa berdiri satu posko induk. Dari posko inillah didistrbusikan berbagai bantuan untuk korban. Pemkab Agam mengharapkan bantuan infrastruktur kepada Pemprov Sumbar dan pemerintah pusat untuk penanganan pasca bencana. Sultani Wirman mengatakan, untuk jangka panjang akan dilakukan normalisasi sungai dan pemberantasan illegal logging di kawasan tersebut. Ia berharap masyarakat juga memnatau penebangan hutan.(rul ) Post Date : 18 Juli 2005 |