|
Kebumen, Kompas - Pemerintah Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, minta masyarakat mewaspadai kemungkinan banjir susulan. Pasalnya, penanganan tanggul sejumlah sungai yang jebol akibat banjir pada Sabtu (6/11) bersifat sementara. Tanggul tersebut dikhawatirkan tidak dapat menahan laju air sungai terutama jika hujan mengguyur Kebumen dan sekitarnya. Hujan yang mengguyur Jawa Tengah bagian selatan sepanjang Jumat hingga Sabtu lalu menjadi sumber bencana di beberapa daerah. Di Kebumen, tujuh desa di tiga kecamatan tersapu banjir. Seorang warga tewas terseret arus saluran Wadaslintang. Tiga rumah penduduk rusak tertimbun longsor dan terseret banjir. Di Kabupaten Banyumas, tiga jembatan-satu di antaranya jembatan utama penghubung dua kecamatan-ambles. Selain curah hujan sangat tinggi, banjir di Kabupaten Kebumen terutama di Desa Panjatan, Kecamatan Karanganyar, disebabkan tanggul Kali Karanganyar masih terbuka. Tanggul tersebut sengaja dibuka untuk lalu lintas kendaraan alat berat untuk proyek normalisasi sungai yang hingga kini belum selesai. Derasnya aliran sungai mengakibatkan Suyudi (55), warga Desa Tegalrejo, Kecamatan Poncowarno, Kebumen, terseret arus. Menurut Camat Poncowarno, Wikan Trisyunanto, Suyudi hanyut saat mengecek saluran air. Ia terpeleset kemudian terbawa arus Saluran Wadaslintang dan masuk ke dalam gorong-gorong. Hingga kini korban belum ditemukan. Suryono, Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Kecamatan Karanganyar, mengatakan, enam desa yang terkena banjir ialah Desa Candi, Plarangan, Karangkemiri, Panjatan, serta Kelurahan Jatiluhur dan Karanganyar. Desa Candi banjir karena Kali Phiton meluap. Sebanyak 100 rumah penduduk, dua gedung sekolah dasar (SD), dan balai desa tergenang air setinggi 10-20 sentimeter. Sementara itu, genangan di pekarangan mencapai dua meter.Banjir di Desa Plarangan menggenangi 75 rumah penduduk. Banjir tersebut disebabkan klep penahan air jebol sepanjang delapan meter. Sementara Desa Karangkemiri tergenang akibat meluapnya Kali bangkang. Sebanyak 200 rumah dan dua bangunan SD tergenang air. Selain itu 20 rumah di Kelurahan Karanganyar tergenang air setinggi 10-20 sentimeter. Demikian pula Kelurahan Jatiluhur karena tanggul yang sedang dibangun jebol 30 meter. Banjir terparah di Desa Panjatan. Tanggul di bawah jembatan Kali Karanganyar PT Kereta Api (KA) Daop V Purwokerto jebol sepanjang 20 meter. Air meluap dan menggenangi 200 rumah di Panjatan dengan ketinggian 50 sentimeter. Di desa yang sama, air menggenangi jalan raya Gombong-Kebumen sepanjang 100 meter tinggi 80 sentimeter selama tiga jam. Suryono menjelaskan, banjir yang melanda Desa Panjatan merupakan banjir pertama yang dialami warga. Desa tersebut bukan merupakan daerah langganan banjir seperti empat desa yang lain. Banjir di Panjatan terjadi karena tanggul Kali Karanganyar dan tanggul di bawah jembatan Kali Karanganyar dibedah dan digunakan sebagai lalu lintas alat berat proyek normalisasi sungai. Tetapi secara tak terduga, hujan mengguyur Karanganyar dan sekitarnya sejak Jumat malam hingga Sabtu pagi. Banjir juga melanda Kecamatan Adimulyo, Kelurahan Adiluhur dan Tegalsari. Sungai Ketek yang dalam proses normalisasi meluap menggenangi empat perdukuhan, yakni Gebang, Alang-alang Ombo, Sugro, dan Alas Malang. Banjir sejak Sabtu pagi melanda permukiman penduduk. Selain itu air juga menggenangi sekitar 1,5 hektar areal palawija. Selain itu, tanah longsor terjadi di Desa Panimbun, Kecamatan Karanggayam. Longsor mengakibatkan dua rumah milik Majem (55) dan Marikin (44), warga Kampung Prapatan, Desa Panimbun, tertimbun tanah. Kerugian ditaksir Rp 4 juta. Bupati Kebumen Rustriningsih mengatakan, banjir tersebut tidak dapat dihindari mengingat curah hujan yang sangat deras hampir di seluruh Jawa Tengah. Menurut dia, yang perlu diwaspadai adalah menghindari korban. Jembatan ambles Banjir juga melanda Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas. Tiga jembatan-satu di antaranya jembatan utama penghubung Kecamatan Gumelar-Ajibarang di Desa Kracak-ambles. Akibatnya, jalur tersebut ditutup total dan dialihkan melalui Kedungurang dan Bumiayu atau memutar sejauh enam kilometer. Lurah Desa Kracak Suwaryo, mengatakan, hujan mengguyur Ajibarang sejak pukul 18.00. Sekitar pukul 21.00, air Kali Kawung naik hingga ke permukaan jembatan kemudian mengikis fondasi jembatan. Bagian tengah jembatan patah, kemudian badan jembatan sepanjang 45 meter dan lebar delapan meter itu ambles. Asisten Bagian Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Banyumas Suyatno menjelaskan, kerugian akibat rusaknya tiga jembatan itu Rp 2,5 miliar.Pada hari Minggu kemarin banjir di Kecamatan Karanganyar mulai surut. Air bergerak ke selatan sehingga sejumlah desa di Kecamatan Adimulyo tergenang. Proyek Serayu-Bogowonto sejak Sabtu lalu membenahi sejumlah tanggul yang jebol. (ana) Post Date : 08 November 2004 |