|
Tapanuli-Banjir bandang disertai longsoran batu, lumpur, dan kayu dari pegunungan melanda Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumut, kemarin. Bencana yang terjadi sekitar pukul 17.00 WIB itu tepatnya di Jl Lintas Sibolda Barus Km 64-65, Desa Unteboang Kecamatan Sosor Gadong. Akibatnya, Lisdaria Br Galingging, 48, dan anaknya yang masih balita, Peronika Br Simatupang Alias Butet, 11 Bulan, tewas terbawa arus air. Tak hanya itu delapan warga mengalami luka-luka ringan dan puluhan rumah rusak total. Pantauan di TKP, Kamis kemarin, hujan lebat disertai tiupan badai mengguyur lokasi bencana sejak Rabu sore, sekitar pukul 15.00 WIB. Tak dinyana sekitar pukul 17.00 WIB saat hujan masih melanda, secara tiba-tiba gelombang air yang disertai longsoran batu-batu cadas, lumpur dan kayu-kayu yang berasal dari pergunungan yang berjarak sekitar 300 meter dari rumah penduduk datang menerpa. Gelombang sangat besar, sehingga menghantam puluhan rumah penduduk hingga roboh dan sebahagian mengalami rusak berat dan ringan. Ratusan warga berusaha menyelamatkan diri. Namun, apes dialami keluarga Samsir Simatupang. Saat ingin menyelematkan istri dan lima anaknya, dia terseret arus sejauh 50 meter dari rumahnya. Meski dia selamat, tapi istri dan anak bungsunya tewas. Istri Samsir, Lisdaria ditemukan warga dalam keadaan memeluk Peronika bayinya yang juga tewas. Keduanya ditemukan warga tertimbun rerumputan yang jatuh dibawa arus air dari gunung. Ditemukan luka koyak pada punggung sang isteri yang diduga akibat terkena hantaman kayu-kayu ataupun batu-batu cadas. Samsir Simatupang ketika di rumah duka didampingi ayah kandungnya Radius Simatupang, 69, menerangkan, saat terjadi hujan lebat tersebut, dia bersama keluarga sudah berada di luar rumah untuk mengungsi. Dia pun sempat mengungsikan beberapa orang anaknya. Namun, ketika hendak menolong istri yang saat itu menggendong anak bungsu mereka, gelombang air yang disertai lumpur, batu-batuan, kayu-kayu menghantam mereka sehingga terseret arus. Sementara itu, seorang warga setempat yang juga sempat terbawa arus Odikman Limbong mengungkapkan, ketika musibah tersebut terjadi dia berada di dalam rumah, secara tiba-tiba air yang disertai longsoran batu-batuan, lumpur, kayu-kayuan menghantam rumahnya. Dia pun terbawa arus dan menderita luka-luka pada kedua kakinya. Usai banjir bandang, sepanjang 1 Km Jalinsum Sibolga-Barus Km 64-65 tidak bisa dilalui kendaraan (lumpuh total) akibat tertimbun lumpur, batu-batuan serta kayu-kayu yang berasal dari longsoran gunung. Diperlukan peralatan berat untuk mengeruk longsoran, batu, lumpur dan kayu-kayu yang menimbun badan jalan. Pemkab Tapanuli Tengah memberikan bantuan ratusan goni beras, pakaian, mie instan, dan obat-obatan, serta mendirikan posko bencana. Para personil Polsek Barus yang dipimpin langsung oleh Kapolsek Barus Iptu H Sitorus, anggota TNI AD turun ke TKP untuk memberikan bantuan. Juga Tim PMI Sibolga yang dipimpin Jamil Zeb Tumory sebagai Ketua dan Tommi MZ Sinaga selaku wakil Sekretaris sibuk membagikan bantuan berupa 30 kardus air mineral, 7 karung pakaian layak pakai, 5 kotak pembersih lantai dan lain-lainya. Juga terlihat Kapolres Tapanuli Tengah AKBP Drs CBS Nasution Msi memberikan bantuan sembako kepada warga. Data yang diperoleh dari Posko Bencana Alam, terdapat dua korban jiwa, 8 warga mengalami luka-luka, 10 rumah warga rusak total, 30 rumah rusak berat, dan 24 bangunan rusak ringan. Selain rumah warga, bangunan pemerintah yakni PDAM Dusun IV juga rusak. Selain banguan rumah, puluhan hektar sawah, perkebunan karet dan kakau milik warga luluh lantak. Juga ternak peliharaan warga seperti Babi, Kambing dan ayam hilang dan mati akibat dibawa arus. (pms/jpnn) Post Date : 27 Agustus 2005 |