Banjir Bandang, 120 Terendam, Warga Sempat Panik

Sumber:Surya Pos - 22 November 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Bojonegoro- Surya -Hujan deras yang melanda wilayah Bojonegoro pada Kamis (20/11) malam membuat warga Dusun Sugihan, Desa Kedung Sumber, Kecamatan Temayang panik. Pasalnya, selama beberapa jam sekitar 120 rumah terendam air. Meski banjir bandang tak menimbulkan korban jiwa, namun puluhan rumah sempat terendam air dan lumpur setinggi setengah meter. Akibat banjir itu jalur yang menghubungkan Bojonegoro-Nganjuk sempat terputus sekitar 1 jam.

Salah satu warga Arifin,20 menuturkan, hujan deras disertai angin kencang dan petir terjadi sejak pukul 18.00 WIB hingga 20.30 WIB. Bahkan, ibu-ibu yang sedang mengadakan pengajian banyak yang semburat pulang melihat rumahnya mulai kebanjiran. “Ibu-ibu ketakutan sehingga lari ke rumah masing-masing,” jelasnya kepada wartawan, Jumat (21/11).

Tak lama kemudian, luapan air dari Sungai Pacing dan Gandong langsung menerjang daerah tersebut. Dusun Sugihan merupakan daerah pertemuan dua sungai tersebut. Luapan air itu kemudian menerjang perkampungan warga.

Luapan air sungai yang bercampur lumpur juga menggenangi jalanan dusun sehingga akses jalan keluar terputus selama beberapa jam. “Air menggenangi jalan dan rumah, kurang lebih dua jam. Tinggi air selutut atau setengah meter,” tambah Didik, Kepala Desa Kedung Sumber kepada Surya.

Banjir bandang itu mulai terjadi sekitar pukul 20.30 WIB hingga mendekati tengah malam. Selain menerjang rumah dan jalan, banjir dan lumpur juga merusakkan sekitar 40 ha lahan palawija milik warga. Sampah batang pohon, tanaman palawija dan lumpur memenuhi jalan desa yang merupakan jalur penghubung antara Nganjuk-Bojonegoro tersebut. “Sampah-sampah tanaman juga ada yang masuk ke rumah warga. Sedangkan jalanan sempat putus, airnya hingga di atas pintu mobil,” tambahnya.

Beberapa mobil yang nekat melintasi genangan air sempat memancing emosi warga yang sedang panik membendung air yang meluap ke rumahnya. Emosi warga terpancing akibat gelombang air yang ditimbulkan kendaraan yang melintasi membuat air masuk ke rumah-rumah warga. “Ada yang marah-marah, kami kebanjiran kok enak saja mobil jalan. Lumpur dan kayu jadi tambah masuk rumah semua,” tambahnya.

Terkait banjir bandang itu, pihaknya mengakui jika musibah ini sering terjadi di daerahnya. Karena itu, tak heran jika warga dusun masih dicekam rasa trauma jika hujan deras mengguyur daerahnya. “Banjir bandang ini tak lepas dari aliran air yang ada di Gunung Gedhek dan Pandan,” tandasnya.

Karena menjadi langganan banjir, warga-warga sebenarnya meminta untuk direlokasi ke tempat yang aman. Namun, hingga saat ini keinginan itu belum terlaksana. “Kami sudah mengusulkan pada pemkab, tapi belum ada kepastian,” ujarnya.

Sementara paskabanjir, Kasi Rehabilitasi dan Bantuan Sosial Badan KB dan Kesejahteraan Sosial (Bakkesos), M Masykur mengatakan, pihaknya masih menunggu data resmi dari Kecamatan Temayang tentang warga yang layak dapat bantuan.

Sedangkan bantuan yang diberikan, berupa sembako seperti beras dan mie bungkus. “Jika sudah ada datanya, kami segera memberi bantuan pada mereka. Bantuan kami berikan dalam minggu ini,” pungkasnya.sda



Post Date : 22 November 2008